Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sehari Jelang KTT di Jakarta, China Beri Harapan Besar pada ASEAN

Sehari Jelang KTT di Jakarta, China Beri Harapan Besar pada ASEAN Pengunjuk rasa anti-kudeta mengangkat tangan mereka dengan tangan terkepal selama demonstrasi di dekat Stasiun Kereta Api Mandalay di Mandalay, Myanmar, Senin, 22 Februari 2021. Seruan untuk pemogokan umum Senin oleh para demonstran di Myanmar yang memprotes perebutan kekuasaan oleh militer telah dilakukan. dihadapi oleh junta yang berkuasa dengan ancaman terselubung untuk menggunakan kekuatan yang mematikan, meningkatkan kemungkinan bentrokan besar. | Kredit Foto: AP Photo
Warta Ekonomi, Beijing -

Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan negara berharap pertemuan Asosiasi Negara Asia Tenggara (ASEAN) dapat membantu situasi Myanmar. Pertemuan yang digelar di Jakarta itu akan menjadi upaya internasional pertama mengatasi krisis di Myanmar.

Organisasi aktivis mencatat sudah lebih dari 700 orang tewas di tangan petugas keamanan sejak militer mengkudeta pemerintah sipil terpilih pada 1 Februari lalu. Pertemuan 24 April ini akan menjadi ujian bagi ASEAN yang biasanya menahan diri untuk mencampuri urusan domestik anggotanya.

Baca Juga: Hati-hati! PBB Bilang Ancaman Kelaparan dan Krisis Moneter Mengintai Myanmar

"Pihak China berharap pertemuan itu membawa awalan yang baik menuju upaya membantu 'mempermulus' situasi Myanmar," kata Wang, Jumat (23/4/2021).

Ia sempat berbicara dengan menteri luar negeri Thailand dan Brunei. Dua negara yang menduduki kursi ketua ASEAN saat ini dan yang akan datang.

China bukan anggota ASEAN tapi bagian dari ASEAN Plus Three bersama Jepang dan Korea Selatan. Belum diketahui apakah ada perwakilan China yang akan menghadiri pertemuan di Jakarta itu.

Dalam pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri China, Wang mengatakan 'intervensi tidak pantas' dari luar kawasan harus dihindari.

"Praktik telah membuktikan tekanan kuat membabi buta dari pasukan asing tidak akan membantu memecahkan masalah internal sebuah negara tapi akan membawa guncangan bahkan memperburuk situasi, yang akan berdampak dan mengganggu stabilitas kawasan," kata Wang.

Amerika Serikat (AS) telah menerapkan sanksi-sanksi pada Myanmar setelah militer melakukan kudeta. Washington mengatakan akan mengambil tindakan lebih lanjut.

"China mendesak masyarakat internasional untuk mengambil sikap objektif dan adil dan berusaha lebih banyak untuk meringankan ketegangan di Myanmar, bukan sebaliknya," tambah Wang.

"China akan terus menjaga komunikasi dengan ASEAN dan terus melanjutkan pekerjaan yang berkaitan dengan Myanmar dengan caranya sendiri," kata Wang. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: