Roadshow Mendikbud Nadiem Makarim ke sejumlah tokoh dinilai tidak lepas dari isu reshuffle kabinet yang juga dilekatkan pada namanya. Namun, Direktur Eksekutif IPI Karyono Wibowo menilai, para tokoh tersebut tidak akan serta merta mendukung Nadiem.
Sebut saja pertemuan Nadiem dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Apakah hasil pertemuan ini menghasilkan dukungan pada Nadiem agar luput dari reshuffle? Menurut Karyono, pertemuan tersebut memang membahas persoalan fundamental yang selama ini menjadi perhatian serius PDIP, yaitu menempatkan Pancasila sebagai bagian terpenting dalam Standar Nasional Pendidikan.
Baca Juga: Teriak...Teriak... Ganti Mendikbud, PDIP Tanya: Apa Dosa Mas Nadiem Makarin?
Dalam pertemuan itu, Nadiem memberikan klarifikasi tentang tidak dimasukkannya Pancasila dalam PP Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan dan hilangnya frase Indonesia pada pelajaran bahasa.
"Dengan demikian, pertemuan tersebut tidak otomatis menjadikan PDIP mendukung Nadiem untuk menempati posisi Kemendikbudristek. Ada sejumlah syarat jika PDIP ingin mendukung Nadiem," katanya, Jumat (23/4/2021).
Apa yang diinginkan PDIP? Karyono menduga PDIP meminta Nadiem tegas dan berani pasang badan untuk memasukkan kembali Pancasila ke dalam sistem pendidikan nasional. Jika "kontrak politik" itu disepakati, Nadiem kemungkinan besar akan didukung PDIP.
Sebaliknya, jika Nadiem tidak konsisten, tidak berani pasang badan memasukkan Pancasila ke dalam Standar Nasional Pendidikan, PDIP pasti enggan mendukung Nadiem. "PDIP tentu tidak mau cek kosong dalam mendukung mantan bos Gojek itu. Jadi, Pancasilalah yang menjadi taruhan apakah PDIP mendukung Nadiem atau tidak," tutur dia.
Syarat serupa diyakini juga diminta PBNU ketika ditemui Nadiem yang berkepentingan mengklarifikasi soal hilangnya nama KH Hasyim Ashari dari kamus sejarah. Karena itu, Karyono tidak menampik pertemuan dengan Nadiem dengan PDIP dan PBNU bisa menjadi isyarat dukungan untuknya.
"Dengan syarat: Nadiem harus memperbaiki kesalahan dan meminta maaf; Nadiem harus berani pasang badan dan tegak lurus menegakkan Pancasila, menegakkan islam rahmatan lilalamin dan berani membersihkan anasir-anasir pengusung ideologi khilafah, kaum intoleran yang masih bercokol di instansi pendidikan," ujar Karyono.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum