Momen ziarah ini dibagikan Anies dalam akun Instagramnya, @aniesbaswedan, kemarin. Anies menjelaskan, hal itu merupakan kehormatan luar biasa. Sebab, selama ini, kamar itu tak pernah digunakan dan tidak ada yang diizinkan untuk tidur di situ.
“Rencana semula, kami silaturahmi di Tegalsari sampai magrib, lalu kembali ke Madiun. Tapi dzuriyah, keluarga keturunan meminta untuk bermalam di Ndalem Ageng supaya bisa ngobrol lebih panjang. Keluarga juga mengundang untuk tidur di Ndalem Njero, di kamar yang dulu digunakan Kiai Ageng Besari. Sebuah kehormatan luar biasa, karena selama ini tidak pernah digunakan untuk tidur dan tidak ada yang diizinkan untuk tidur di kamar itu," tulis Anies.
Anies lalu menceritakan pengalaman tidur di kamar Kiai Ageng Besari hingga saat sahur. Menurutnya, hal itu merupakan pengalaman yang luar biasa.
Baca Juga: Munarman Diseret dan Matanya Ditutup, Kuasa Hukumnya Mencak-mencak: Melanggar HAM!
"Sebuah kamar besar yang terasa teduh, tenang, dan amat nyaman. Kayunya amat tua hingga ada lapisan yang membuatnya jadi terkesan keabu-abuan. Dipan asli sudah tidak digunakan potensi rapuh akibat usia yang amat panjang. Tuntas sudah niat silaturahmi dengan dzuriyah Kiai Ageng Besari. Sebuah kehangatan silaturahmi yang luar biasa. Dan, pengalaman bermalam di kamar itu adalah pengalaman yang menyenangkan, yang extraordinary," tuturnya.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing melihat, gerak-gerik Anies itu berbau politik. Namun, gerakan Anies tidak akan membuat Ganjar panas. Sebab, Ganjar masih terlihat fokus mengurus Jawa Tengah. “Ganjar masih kalem. Tidak melakukan safari ke luar daerahnya,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: