Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kacau! Penambangan Cryptocurrency Bikin Negara Ini Krisis Energi

Kacau! Penambangan Cryptocurrency Bikin Negara Ini Krisis Energi Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkembangan cryptocurrency menjadi faktor utama krisis energi di Kyrgyzstan, menurut mantan pejabat pemerintah negara itu. Mengapa demikian?

Melansir Cointelegraph, Kamis (29/4/2021), mantan Direktur Badan Promosi dan Perlindungan Investasi, Daniyar Akmatov membahas tantangan di sektor energi Kyrgyzstan. Menurutnya, perkembangan cryptocurrency menyebabkan masalah bagi sektor energi negara itu.

"Konsumsi listrik karena penambangan cryptocurrency telah meningkat dan itu telah menyebabkan krisisi energi," ujar Akmatov.

Baca Juga: Duh, Meski Cuan Bisnis Chip Naik, Bisnis HP Samsung Malah Turun Gegara . . . .

Baca Juga: Bisnis HP Tersendat Sanksi Amerika, Huawei Mau Banting Setir ke Bisnis . . . .

Di sisi lain, faktor lain seperti devaluasi mata uang som Kyrgyzstan dan promosi investasi energi yang buruk juga berdampak terhadap krisis energi, imbuhnya.

Ia berkata, "Som mengalami depresiasi karena kenaikan nilai tukar dolar dan, sebab tarif impor bergantung padanya."

Baru-baru ini, Presiden Kyrgyzstan, Sadyr Japarov mengusulkan kenaikan tarif listrik rumah tangga sebagai cara mengatasi kekurangan energi yang sedang berlangsung.

"Perusahaan listrik lokal memiliki utang 129 miliar som (sekitar Rp22 triliun) dan infrastruktur listrik inti negara ini telah ketinggalan zaman karena korupsi di antara pejabat tinggi negara," ujar Japarov.

Kyrgyzstan juga berusaha mengatur aktivitas penambangan kripto, tetapi belum menerapkan peraturan konkret apapun.

Negara lain juga menyalahkan penambangan Bitcoin (BTC) atas kekurangan energi. Abkhazia telah mengalami gangguan listrik akibat 625 penambangan cryptocurrency.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: