Capaian mentereng berhasil dicatatkan oleh kinerja perdagangan komoditas timah pada Indonesia Commodity & Derrivative Exchange (ICDX). Pada Jumat 30/4) lalu, harga timah berhasil menyentuh rekor tertinggi di harga $32,400 per metrik ton, sekaligus menjadi harga tertinggi yang tercatat di bursa timah ICDX hingga saat ini. Capaian ini juga turut mengukuhkan timah sebagai komoditas tidak tergantikan dan tidak terbarukan yang memiliki daya utilisasi tinggi. Di sisi lain, capaian ini juga menjadi gambaran ketergantungan dunia terhadap produksi timah Indonesia yang bisa dibilang masih sangat besar. Sebagai negara eksportir timah nomor satu di dunia, Indonesia diyakini bakal menjadi poros timah dunia dan sekaligus sebagai pusat referensi utama dalam perdagangan timah secara global.
Tak hanya itu, kenaikan harga timah secara signifikan juga berkaitan dengan kebutuhan dunia yang meningkat pesat sejalan dengan restriksi pandemi COVID19. “Pandemi mengakselerasi adaptasi manusia terhadap teknologi dan timah merupakan salah satu bahan esensial dalam produksi elektronik, industri otomotif elektrik dan renewable energy. Kebutuhan yang terus meningkat ini tampaknya belum dapat dipenuhi secara maksimal mengingat volume total produksi timah Indonesia yang terbatas. Begitu pula dengan Cina,” ujar Kepala Logistik ICDX, Bambang, dalam keterangan resminya, Minggu (2/5).
Menurut Bambang, Indonesia memiliki potensi besar menjadi tulang punggung komoditas timah dunia di tahun ini. Hal itu mengingat potensi timah dan kapasitas smelter Indonesia yang memungkinkan untuk dapat memproduksi timah dengan tujuan ekspor dengan kapasitas yang lebih tinggi lagi. Di lain pihak, rendahnya stok timah global dikatakan Bambang juga menjadi katalis rekor harga timah tertinggi ICDX dalam sepuluh tahun terakhir. “China yang memiliki volume produksi timah yang besar juga kita tahu menahan stok ekspornya. Ini secara langsung menambah urgensi akan timah jadi semakin besar. Harga tertinggi ini tentu menjadi bekal industri timah dalam negeri dalam meningkatkan posisi tawar ekspor timah Indonesia terhadap pasar global,” tutur Bambang.
Bambang meyakini bahwa posisi timah sebagai komoditas tak terbarukan ini akan menjadi sentral dalam perekonomian Indonesia ke depan. Harga timah ICDX yang menyentuh level $32,400 pekan ini lebih tinggi dari harga London Metal Exchange (LME) yang mencatatkan harga sebesar $31,750 per metrik ton dan dalam beberapa minggu memperlihatkan kenaikan signifikan yang sebelumnya sempat menyentuh angka $29,450 per metrik ton. Timah yang diperdagangkan melalui ICDX berpotensi untuk mencatatkan harga yang stabil diatas harga LME dikarenakan mutu dan kualitas timah dalam negeri lebih baik dibandingkan produsen lain di dunia. “Hal ini diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan industri timah domestik dan menambah devisa hasil ekspor dan royalti secaral maksimal serta Indonesia menjadi poros dalam pengembangan teknologi dengan timah sebagai bahan baku esensial,” pungkas Bambang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Taufan Sukma
Editor: Taufan Sukma