Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Tanya Filosofi Ki Hajar Dewantara, Nadiem Makarim Jawab Begini

Jokowi Tanya Filosofi Ki Hajar Dewantara, Nadiem Makarim Jawab Begini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan Program dan Kebijakan Pendidikan Tinggi bertajuk Merdeka Belajar: Kampus Belajar di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat (24/1/2020). Program dan kebijakan tersebut terdiri atas empat pokok yakni Pembukaan Program Strudi Baru, Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, dan Hak belajar tiga semester di luar Program Studi. | Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar podcast antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Mendikbudristek Nadiem Makarim (Mas Menteri).

Dalam pembukaannya, Nadiem menanyakan kepada Jokowi mengenai makna Hardiknas. Saat baru menjawab, Jokowi justru balik menanyakan kepada Mas Menteri mengenai filosofi Ki Hajar Dewantara.

Baca Juga: Catut Nama Nadiem Makarim, Profesor Sudadio Dkk. Jadi Tersangka

"Coba saya ingin bertanya kepada Mas Menteri apa filosofi Ki Hajar Dewantara yang terkenal di dunia pendidikan?" tanya Jokowi dalam podcast yang disiarkan di kanal Youtube Kemdikbud RI, Minggu (2/5/2021).

Nadiem menjawab, filosofinya sama dengan Merdeka Belajar sebagaimana yang baru saja dijelaskan presiden. Satu lagi dalam berbahasa Jawa, Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tutwuri Handayani yang artinya 'di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, dan di belakang memberi dorongan'.

"Jadi esensinya, jiwa kepemimpinan dari pendidik itu luar biasa pentingnya. Konsep gotong-royong yang sudah kita buahkan dalam profil pelajar Pancasila itu sebenarnya arah merdeka belajar, Pak Presiden," katanya.

Kemudian, Jokowi mengulang filosofi dari Ki Hajar Dewantara itu. Menurutnya, semua harus mengingat filosofi ini.

Nadiem pun mengamini pernyataan Jokowi. Ia pun menggunakan analogi sekolah. Sekolah di depan yang sudah maju sebagai sekolah penggerak, mereka yang memimpin dan menjadi teladan. Sekolah di tengah, mereka membimbing kelasnya, melakukan transformasi di dalam, dan sekolah di belakang itu diberikan dorongan dan mereka harus meminta ke dinas ke pemerintah untuk meminta dibantu meng-upgrade.

"Jadi itu salah satu filsafat gotong-royong, tetapi ekosistemnya yang dikuatkan. Jadi itu menurut saya Pak yang terpenting. Tapi menurut saya, saya sangat setuju bahwa kemerdekaan berpikir, kemerdekaan berkarya, kemerdekaan bertanya, itu yang impian kami di kelas-kelas kita, sehingga anak-anak bisa merdeka dalam jadi apapun sesuai minat dan bakat," kata Nadiem.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: