Setelah Amerika Angkat Kaki, Taliban Ancam Wanita Afghanistan Tak Miliki Hak Perempuan
Sejumlah badan intelijen Amerika Serikat (AS) memperingatkan hak-hak terhadap perempuan di Afghanistan akan berisiko setelah pasukan AS mundur akhir tahun ini. Hal ini diungkapkan dalam sebuah laporan yang tidak diklasifikasikan, yang dirilis oleh Direktur Intelijen Nasional, dikutip Kamis (6/5/2021).
Laporan tersebut mengatakan Taliban secara luas tetap konsisten untuk membatasi hak-hak perempuan. Mereka akan membatasi hak-hak perempuan ketika mendapatkan kembali kekuatan nasional.
Baca Juga: Amerika Baru Angkat Kaki, Tentara Afghanistan Terlibat Pertempuran dengan Taliban
Laporan tersebut adalah peringatan terbaru AS tentang konsekuensi penarikan pasukan AS dari Afghanistan, yang sudah berlangsung pada 1 Mei lalu hingga 11 September. Penarikan pasukan dilakukan dua dekade setelah koalisi pimpinan Amerika menggulingkan Taliban.
Selama pemerintahan Taliban pada tahun 1990-an, sebagian besar perempuan hanya boleh berdiam di dalam rumah. Selain itu, anak perempuan tidak memiliki akses ke pendidikan.
Taliban memberlakukan versi ekstrem dari hukum Syariah Islam dengan sedikit konsekuensi. Setelah invasi pimpinan AS menggulingkan kelompok Alqaeda dan membunuh pemimpin mereka, Osama bin Laden, pemerintahan demokratis dan hak asasi manusia di Afghanistan menjadi prioritas Barat.
Dua pertiga dari populasi Afghanistan berusia 25 tahun atau lebih muda. Afghanistan tetap menjadi salah satu negara terburuk di dunia bagi hak-hak perempuan, terutama di daerah perdesaan. Setelah Taliban tak lagi berkuasa, perempuan Afghanistan mulai mengambil posisi di Parlemen, bersekolah dan menjalankan bisnis.
Namun ada kekhawatiran ketika pasukan AS meninggalkan Afghanistan, hak perempuan akan kembali dirampas. Mereka akan kembali dipaksa mengenakan burqa maupun cadar yang menjadi simbol pemerintahan Taliban.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: