Manajemen Strategis adalah semua hal yang mencangkup tentang identifikasi dan deskripsi strategi yang dapat dilakukan oleh seorang manajer untuk mencapai kinerja yang lebih baik dan keunggulan kompetitif untuk organisasi mereka. Suatu organisasi dikatakan memiliki keunggulan dalam persaingan jika profitabilitasnya lebih tinggi dari profitabilitas rata-rata untuk semua perusahaan dalam industrinya.
Manajemen strategis juga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh manajer dan yang memutuskan hasil kinerja perusahaan. Manajer harus memiliki pengetahuan dan analisis yang menyeluruh tentang lingkungan organisasi yang umum dan kompetitif agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
Baca Juga: Apa Itu Manajemen Pemasaran?
Mereka harus melakukan Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat), sehingga mereka harus memanfaatkan sebaik mungkin kekuatan, meminimalisir kelemahan organisasi, memanfaatkan peluang yang muncul dari lingkungan bisnis dan tidak boleh mengabaikan ancaman yang menghadang.
Manajemen strategis tidak lain adalah sebuah perencanaan untuk setiap kemungkinan yang dapat diprediksi maupun yang tidak dapat dilakukan. Hal ini berlaku baik untuk organisasi kecil maupun besar, bahkan organisasi terkecil pun harus menghadapi persaingan dan dengan merumuskan serta menerapkan strategi yang tepat, mereka dapat mencapai keunggulan kompetitif secara berkelanjutan.
Manajemen Strategis Sebagai Jalan Menuju Organisasi Yang Unggul
Manajemen strategis adalah pengelolaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan. Manajemen strategis melibatkan penetapan tujuan, menganalisis lingkungan persaingan, menganalisis internal organisasi, mengevaluasi strategi, dan memastikan bahwa manajemen meluncurkan strategi di seluruh bidang dalam suatu organisasi.
Manajemen strategis dibagi menjadi beberapa mazhab pemikiran. Pendekatan preskriptif untuk manajemen strategis menguraikan bagaimana strategi harus dikembangkan, sementara pendekatan deskriptif berfokus pada bagaimana strategi harus dipraktikkan. Kedua mazhab ini berbeda dalam hal apakah strategi dikembangkan melalui proses analitik, di mana semua ancaman dan peluang diperhitungkan, atau lebih seperti prinsip panduan umum yang akan diterapkan.
Budaya bisnis, keterampilan dan kompetensi karyawan, dan struktur organisasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi bagaimana organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perusahaan yang tidak fleksibel mungkin merasa sulit untuk berhasil dalam lingkungan bisnis yang bisa saja berubah. Menciptakan penghalang antara pengembangan strategi dan implementasinya dapat mempersulit manajer untuk menentukan apakah tujuan telah tercapai secara efisien.
Sementara manajemen atas organisasi pada akhirnya bertanggung jawab atas strateginya, strateginya sendiri sering kali dipicu oleh tindakan dan gagasan dari manajer dan karyawan tingkat bawah. Suatu organisasi mungkin memiliki beberapa karyawan yang mengabdikan diri untuk menyusun strategi daripada hanya mengandalkan Chief Executive Officer (CEO).
Karena kenyataan ini, pemimpin organisasi perlu berfokus pada pembelajaran dari strategi masa lalu dan memeriksa lingkungan secara luas. Pengetahuan kolektif kemudian digunakan untuk mengembangkan strategi masa depan dan untuk memandu perilaku karyawan guna memastikan bahwa seluruh organisasi bergerak maju. Untuk alasan ini, manajemen strategis yang efektif membutuhkan perspektif ke dalam dan ke luar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: