PBNU Kutuk Agresi ke Palestina Temui Dubes Zuhair, Kiai Said Aqil: Israel Akan Kalah!
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mendatangi kediamam Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun, di Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (17/5) malam.
Kunjungan Kiai Said dan sejumlah pengurus PBNU untuk memberikan dukungan moral sekaligus meminta Israel menyetop agresi militer terhadap rakyat Palestina. Kiai Said datang didampingi Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU H Robikin Emhas, dan Ketua PP NU Care-LAZISNU H Achmad Sudrajat.
Mereka disambut baik Dubes Zuhair. Sebelum membacakan pernyataan resmi organisasi massa Islam terbesar di Indonesia ini, Kiai Said berbincang dengan Dubes Zuhair dengan bahasa Arab.
Baca Juga: Israel Makin Menjadi-jadi, Rusia Siap Gelar Pembicaraan Langsung dengan Palestina
Menurut Kiai Said, penghentian agresi militer bertujuan mengakhiri krisis kemanusiaan di Palestina. Agresi Israel jelas menimbulkan nestapa bagi kemanusiaan dan rakyat Palestina. Tragedi kemanusiaan kali ini telah memakan korban jiwa sebanyak 188 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak. Lebih dari itu, terdapat 1000 lebih korban luka-luka dan bangunan yang porak poranda.
"Kami menegaskan, mengutuk dan mengecam keras agresi Militer Israel yang telah memporak-porandakan Palestina, merenggut nyawa-nyawa warga sipil yang tidak berdosa. Hentikan segera agresi militer yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina. Ini merupakan tragedi kemanusiaan yang tidak bisa dibiarkan dan ditolerir," tegas Kiai Said membacakan pernyataan resminya.
Diungkapkan Kiai Said, Konflik yang terjadi sudah berusia seabad, terhitung sejak Deklarasi Balfour pada 1917 yang bersumber dari klaim bermasalah Israel atas tanah yang dijanjikan. Inggris mendukung national home bagi warga Yahudi di tanah yang telah ditempati bangsa Palestina.
"Konflik berdarah terus berlangsung sejak Israel, secara sepihak, memproklamasikan berdirinya negara Israel pada 14 Mei 1948 tanpa batas wilayah yang jelas. Dengan dukungan negara-negara Barat, Israel menegaskan batas wilayahnya melalui perang melawan negara-negara Arab, berturut-turut pada 1949, 1967, dan 1973," jelas Kiai Said.
Bermodal kekuatan senjata, Israel menduduki Yerusalem Timur, Tepi Barat, Dataran Tinggi Golan, Gaza, dan Semenanjung Sinai. Klaim teritorial ini tidak diakui mayoritas negara, kecuali Amerika yang mengakui klaim Israel atas seluruh wilayah kota tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti