Mendalami Peristiwa Pemberontakan Palestina, Ada Campur Tangan Inggris hingga Ottoman
The Peel Commission, sebuah penyelidikan Inggris yang diluncurkan setelah pecahnya pemogokan Palestina secara resmi menyerukan pada tahun 1937 untuk pembagian Palestina menjadi dua negara.
Warga Palestina menolak rencana tersebut karena akan melibatkan pemindahan lebih banyak tanah dan pemindahan paksa sekitar 225 ribu warga Palestina dibandingkan dengan 1.250 orang Yahudi.
Sementara itu, kepemimpinan Zionis terpecah. Ada yang berpendapat seluruh wilayah Palestina harus menjadi negara Israel. Baru pada tahun 1939, Inggris dihadapkan dengan Perang Dunia II yang menyebabkan pemberontakan itu berakhir. Inggris mengeluarkan Buku Putih yang berjanji untuk membatasi imigrasi Yahudi ke Palestina dan menjanjikan pembentukan negara Palestina merdeka dalam satu dekade.
Beberapa pihak memperkirakan 5.000 orang Palestina terbunuh, 15 ribu hingga 20 ribu terluka, dan 5.600 orang dipenjarakan antara tahun 1936 dan 1939. Akan tetapi, pada tenggat waktu sepuluh tahun kemudian, negara Israel didirikan dan ratusan ribu orang Palestina mengungsi yang dikenal sebagai Hari Nakbah. Meskipun pemberontakan gagal mencapai sebagian besar tujuannya, hal itu menjadi preseden bagi perlawanan Palestina di masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: