Habib Rizieq Biasanya Tegar, Kok Sekarang Nangis di Pengadilan, Kan Sudah 2 Kali Dipenjara...
Sebelumnya dalam sidang, Habib Rizieq menangis saat menceritakan dirinya tidak bisa pulang ke Indonesia.
"Akhirnya kami paham bahwa kami sebenarnya bukan sedang dicekal, tapi hakikatnya kami sedang diasingkan agar tidak bisa pulang ke Tanah Air dan tidak bisa lagi kumpul dengan umat di Indonesia. Saya dan keluarga pun terus melakukan upaya perlawanan," katanya.
"Hukum terhadap pengasingan dengan dalih pencekalan tersebut, walaupun berkali-kali gagal. Para oligarki menggerakkan gerombolan piarannya dari semua kalangan untuk membuat pernyataan, baik secara eksplisit maupun implisit, untuk tebar ancaman menakut-nakuti bahwa kalau saya pulang akan ditangkap dan ditahan, dan berbagai pernyataan tersebut diviralkan oleh para BuzzeRp bayaran," sambungnya.
Baca Juga: Habib Rizieq Diancam Penjara 10 Tahun, Kok Ahok 'Diem-Diem Bae' Positif Covid-19?
Baca Juga: Habib Rizieq Ngaku Nggak Tahu Aturan Isolasi 14 Hari, Bib... Jangan Bilang Ini Bohong
Namun, meski mendapat pencekalan, dirinya pun kerap berusaha pulang ke Indonesia, karena perlu untuk pulang dan membela agama dan bangsa.
"Namun saya tetap bertekad harus pulang, karena Indonesia adalah tanah air saya dan negeri saya tercinta, serta medan juang saya untuk membela agama, bangsa dan negara, apa pun risikonya," ujarnya.
Kemudian, ia terlihat terlihat menangis dan sempat mengeluarkan saputangan.
Lanjutnya, ia mengakku dirinya kerap diteror selama berasa di Mekah. "Dan selama pengasingan di Kota Suci Mekah, kami sekeluarga juga terus diteror oleh operasi intelijen hitam. Seperti ada orang mengaku sebagai petugas keamanan Saudi menuduh kami membuat iqomah palsu, yaitu semacam KTP Kota Mekah," tuturnya.
Diketahui, Habib Rizieq dituntut masing-masing 10 bulan dan 2 tahun penjara dalam kasus kerumunan Megamendung dan Petamburan.
Tak hanya itu, ia juga mendapat tambahan pidana dilarang berkecimpung dalam keormasan selama 3 tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil