Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hendropriyono Digoyang Kiri-Kanan karena Sebut Palestina Bukan Urusan Kita

Hendropriyono Digoyang Kiri-Kanan karena Sebut Palestina Bukan Urusan Kita Kredit Foto: Antara/Widodo S. Jusuf

Ia mengingatkan, dalam pembukaan UUD 1945 jelas tertulis bagaimana komitmen Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan agresi. Juga dituntut berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia.

“Solidaritas bangsa Indonesia atas nasib bangsa Palestina merupakan bentuk pengamalan amanat Konstitusi dan panggilan nurani berdasarkan Pancasila dan ajaran agama yang luhur,” sambungnya.

Ia juga mengingatkan, Presiden Jokowi dalam banyak kesempatan selalu menyatakan komitmen Indonesia mendukung perjuangan bangsa Palestina sebagai bangsa dan negara yang berdaulat.

Tokoh Papua, Christ Wamea lebih keras menyentil Hendropriyono. “Yang bilang Palestina dan Israel bukan urusan kita itu, pasti tidak berperikemanuasiaan,” sentil Christ, di akun Twitternya @PutraWadapi. “Masa ada kejahatan kemanusiaan dia tidak mau peduli,” sambungnya.

Anggota DPR dari Fraksi PKS, Tifatul Sembiring ikut nimbrung. Ia mengingatkan bahwa Israel adalah penjajah keji yang harus dilawan. Sebagaimana amanat konstitusi UUD 1945.

“Israel itu penjajah yang keji, satu-satunya penjajah yang masih ada. Palestina negara pertama yang mengakui kemerdekaan RI. Bukan urusan kita pak,” cuit Tifatul di akun Twitter @tifsembiring, merespons berita yang memuat pernyataan Hendropriyono.

Eks Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah nggak yakin Hendropriyono sampai ngomong begitu.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon juga ikut angkat bicara. Menurutnya, apa yang disampaikan Hendropriyono keliru. Apalagi, secara turun-temurun Indonesia selalu membela Palestina dan mengecam penjajahan Israel.

“Israel bangsa penjajah dan kita harus berjuang melawan penjajahan. Ini perintah konstitusi,” kata Fadli, kemarin.

Namun, eks Waketum Gerindra, Arief Poyuono justru bertolak belakang dengan Fadli. Ia mendukung pernyataan Hendropriyono. Menurutnya, kecaman Indonesia sejak dulu tak ada pengaruhnya.

“Setuju. Karena dari zaman Bung Karno mengecam dan mengutuki Israel tetap aja dicuekin sama Israel,” kata Poyuono, seperti dilansir SindoNews, Rabu (19/5) lalu.

Pengamat Militer, Sarif Idris juga ikut membenarkan pandangan Hendropriyono. Secara realistis, kata dia, Indonesia memang tak bisa menghentikan konflik Palestina-Israel. “Mau apa kita? Apa yang Pak Hendropriyono sampaikan memang apa adanya,” kicaunya, di akun @sarifidris.

Pengamat politik internasional, Arya Sandhiyudha mengatakan, dalam konteks geopolitik, Indonesia memang tidak berada dekat dengan episentrum konflik Palestina-Israel. Namun, berada di layer ke sekian dari konflik ini.

Jika bicara soal perdamaian, misalnya, masih ada Amerika Serikat sebagai kekuatan utama. Lalu, Yordania selaku negara tetangga dan Turki sebagai pemegang otoritas sejarah karena pernah menaungi Palestina di bawah kekaisaran Ottoman atau Turki Usmani.

Karena itu, ia menilai pernyataan Hendropriyono tak bisa disimpulkan secara tekstual. Melainkan harus diterjemahkan secara kontekstual. Apalagi selaku purnawirawan TNI, Hendropriyono diyakini paham betul bagaimana Indonesia sejak dipimpin Bung Karno hingga saat ini tegas melawan Zionisme. Gelora Bung Karno (GBK), sebutnya, masih berdiri sebagai monumen anti kolonialisme. Ketika Presiden Pertama Indonesia itu tegas menolak kontingen Israel ikut ajang Asian Games, saat Indonesia jadi tuan rumah tahun 1962.

“Mungkin ada maksud lain, bahwa jangan sampai kemudian kita salah memahami konflik Palestina-Israel, sehingga pengembangan diskursus yang ada di dalam negeri itu punya dampak negatif bagi kita sendiri,” kata Arya, dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka tadi malam. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: