Setelah Tewaskan Ratusan Orang, Israel Akhirnya Setuju Gencatan Senjata
Tekanan Internasional
Gencatan senjata antara Israel dan Palestina dilakukan, menyusul upaya diplomatik yang terkesan terburu-buru dalam mendorong aksi tersebut.
Presiden AS Joe Biden dan pemerintahannya terus menyerukan pesan di Israel dalam beberapa hari terakhir. Termasuk, dalam panggilan keempat Biden dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu (19/5).
Selain itu, Biden juga mengontak Presiden Mesir Fattah Al Sisi. Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara dengan mitranya dari Israel, Gabi Ashkenazi, dan menegaskan AS akan memantau upaya menuju gencatan senjata.
Baca Juga: Habib Rizieq Bicarakan Syariah dan Khilafah: Kasihan Jaksa Tak Mengerti Ajaran Islam
Dalam konferensi pers di Greenland, Blinken mengatakan, dia telah berbicara dengan sejumlah mitranya dalam 24 jam terakhir terkait konflik Isarel-Palestina.
Selain itu, Blinken juga mengaku telah mendengar ungkapan keprihatinan yang mendalam dan serentak dari seluruh dunia, atas kematian orang-orang Palestina dan Israel yang tidak bersalah.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga tak tinggal diam. Ia menyerukan gencatan senjata dengan segera, dalam pidatonya yang berapi-api di New York.
"Jika ada neraka di Bumi, itulah kehidupan anak-anak di Gaza hari ini," kata Gutteres dalam sambutannya.
"Bahkan, perang pun memiliki aturan. Pertama dan terpenting, warga sipil harus dilindungi," imbuhnya.
Permusuhan antara Israel dan Hamas belakangan ini, tercetus dari ketegangan selama beberapa minggu di Yerusalem. Saat sekelompok keluarga Palestina menghadapi penggusuran dari rumah mereka di Yerusalem Timur, demi kepentingan nasionalis Yahudi.
Selain itu, juga ada serangkaian insiden di akhir Ramadan lalu, yang dianggap sangat provokatif oleh warga Palestina. Termasuk, penutupan tempat pertemuan populer di dekat Kota Tua, dan masuknya polisi Israel ke dalam Masjid Al Aqsa dalam beberapa kesempatan.
Bentrokan rutin di dalam dan sekitar kompleks masjid pun kerap terjadi. Warga Palestina yang hanya bermodal batu, harus menghadapi polisi Israel yang membombardir dengan granat kejut dan peluru karet. Akibat kejadian ini, ratusan warga Palestina dan beberapa petugas polisi Israel mengalami luka-luka. [HES]
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti