Doktor dalam bidang Tafsir dan Ilmu Alqur’an Universitas al-Azhar Kairo, Mesir, Ustaz Fahmi Falim, menyampaikan khutbah Jumat dengan tema "Indonesia Bela Al-Quds" di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Jumat (21/5). Dia menegaskan bahwa Palestina 100 persen merupakan urusan masyarakat Indonesia.
Salah satu poin penting khutbahnya, dia menyampaikan bahwa di dalam sila kedua Pancasila sudah jelas disebutkan tentang kemanusiaan yang adil dan beradab. Secara konstitusi, menurut dia, Pemerintah Indonesia juga telah diperintahkan untuk melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Baca Juga: 'Kalau Kita Diam, Orang Palestina Bisa Habis'
Karena itu, menurut dia, seluruh masyarakat Indonesia tidak boleh mengabaikan warga Palestina yang tengah terjajah. "Palestina adalah 100 persen urusan kita. Yang bilang Palestina bukan urusan kita, belajar konstitusi di mana?" ujar Ustaz Fahmi saat dihubungi Republika.co.id, Jum'at (21/5/2021).
Dia menjelasan, pertempuran al-Quds yang dipicu oleh kepongahan Israel di Syeikh Jarrah dan penyerbuan area Masjid al-Aqsa pada pada Senin (10/5) lalu telah membangkitkan semangat juang umat Islam di seluruh wilayah Palestina dan wilayah pendudukan Israel.
Menurut dia, berkah perjuangan itu memunculkan realitas baru secara geopolitik konflik Israel-Palestina. Pertama, hal itu telah mencegah upaya menganeksasi Masjid al-Aqsha yang hampir saja terjadi. Kedua, mencegah pengusiran warga asli di kecamatan Syeikh Jarrah.
Setelah kejadian itu, menurut dia, problem Palestina juga masuk dalam benak dan pembicaraan dunia, mencegah penguasaan mutlak kota-kota Palestina oleh Israel, dan menyadarkan umat Islam sedunia bahwa jantung konflik adalah Masjid suci Al-Aqsha sebagai tempat Isra Mi'raj-nya Nabi Muhammad SAW.
"Tanpa Al-Aqsha dan Kota Quds sebagai ibu kota Palestina merdeka adalah sia-sia dan absurd," ucapnya. "Itulah berkah perjuangan, kesabaran, dan keteguhan serta soliditas umat Islam," ujarnya.
Dia berharap situasi yang terjadi di Palestina beberapa hari belakangan ini menjadi ibrah bagi seluruh kaum Muslim agar jangan sekali-kali bernegosiasi terkait al-Quds dan Masjidil Aqsha. "Kota suci dan masjid kiblat pertama Muslimin itu bukan untuk dijual, digadaikan, atau ditukar guling dengan rencana 'Perjanjian Abad 21' atau Shafqatul Qarn yang ingin menukar Kota al-Quds dan Masjidil Aqsha dengan gurun pasir kosong di timur Yerusalem, Abu Diis," katanya.
Dia menambahkan, tidak akan ada perdamaian dunia selama kota suci umat Islam itu terus diganggu, diserobot, dan dinegosiasikan di meja perundingan. Dia pun berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang selama ini konsisten mendukung Palestina.
"Terima kasih kepada Kemenlu RI yang bersikap tegas selalu membela dan mendukung perjuangan Palestina," ujarnya menjelaskan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: