Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gencatan Senjata Gak Setop Jihad Islam Palestina: Kita Telah Ciptakan Ketakutan di Tengah Musuh

Gencatan Senjata Gak Setop Jihad Islam Palestina: Kita Telah Ciptakan Ketakutan di Tengah Musuh Kredit Foto: Instagram/Al Jazeera English
Warta Ekonomi, Ramallah, Tepi Barat -

Sekjen Gerakan Jihad Islam Palestina, Ziyad al-Nakhalah mengatakan, perlawanan dan jihad melawan musuh Zionis akan terus berlanjut, hingga mencapai kemenangan dan kembalinya rakyat Palestina ke tanah air mereka.

"Gerakan ini akan terus melakukan perlawanan dan jihad," tambahnya seperti dikutip laman Farsnews, Jumat (21/5/2021).

Baca Juga: Rekonstruksi Gaza dan Seisinya Bakal Diurus Joe Biden, Apa yang Diterima Palestina?

Kubu perlawanan, tegas al-Nakhalah, tetap hadir dan akan menanggapi setiap agresi. "Melalui persatuan, kita telah menciptakan ketakutan di tengah musuh, dan dapat mengubah perimbangan," ujarnya, sebagaimana dilansir Pars Today.

Ziyad percaya, persatuan rakyat Palestina adalah kunci utama kemenangan dalam melawan rezim Zionis.

Sebelumnya, kabinet keamanan Israel pada Jumat dini hari secara resmi menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza, yang dimediasi oleh Mesir.

Satu jam kemudian, kubu perlawanan Palestina mengumumkan dalam statemen terpisah, bahwa mereka akan berkomitmen pada gencatan senjata selama Israel mematuhinya.

Gerakan Jihad Islam di Palestina (Islamic Jihad Movement in Palestine) atau Harakat al-Jih?d al-Isl?mi fi Filast?n), di Barat dikenal sebagai Palestinian Islamic Jihad (PIJ) atau Jihad Islam Palestina.

Organisasi Islami Palestina yang bermarkas di Damaskus, Suriah ini, dibentuk pada 1981. PIJ bersama dengan Hamas dan enam faksi lainnya adalah anggota Aliansi Pasukan Palestina, yang menolak Persetujuan Oslo, dan yang bertujuan mendirikan negara Palestina Islam yang berdaulat.

Persetujuan Oslo (Oslo Accords) adalah sepasang perjanjian antara Pemerintah Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO): Oslo I Accord, ditandatangani di Washington, DC, pada 1993; dan Oslo II Accord, ditandatangani di Taba, Mesir, pada 1995.

Kesepakatan Oslo menandai dimulainya proses Oslo, proses perdamaian yang bertujuan mencapai perjanjian damai berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 242 dan 338, dan untuk memenuhi "hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri."

Proses Oslo dimulai setelah negosiasi rahasia di Oslo, menghasilkan pengakuan oleh PLO pada Negara Israel, dan pengakuan Israel terhadap PLO sebagai perwakilan rakyat Palestina dan sebagai mitra dalam negosiasi.

Kesepakatan Oslo menciptakan Otoritas Palestina yang ditugasi dengan pemerintahan sendiri yang terbatas di beberapa bagian Tepi Barat dan Jalur Gaza; dan mengakui PLO sebagai mitra Israel dalam negosiasi status permanen tentang pertanyaan yang tersisa.

Namun, ada pertanyaan paling penting terkait perbatasan Israel dan Palestina, permukiman Israel, status Yerusalem, kehadiran militer Israel di dan kendali atas wilayah yang tersisa setelah pengakuan Israel atas otonomi Palestina, dan hak kembali Palestina. Sementara Persetujuan Oslo tidak menciptakan negara Palestina.

Perjanjian tersebut ditentang keras oleh sebagian besar penduduk Palestina.

Terkait hal ini, Gerakan Jihad Islam di Palestina, menolak solusi dua negara dan mendorong penghancuran militer Israel. Baik PIJ maupun Hamas bukanlah anggota PLO.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: