Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menkes Minta Maaf, Pendukung Anies Lantang: Sejak Awal Pandemi Jakarta Jadi Rujukan!

Menkes Minta Maaf, Pendukung Anies Lantang: Sejak Awal Pandemi Jakarta Jadi Rujukan! Kredit Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Respons cepat Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan permintaan maaf soal kesalahpahaman penilaian DKI Jakarta sebagai provinsi terburuk dalam menangani pandemi Covid-19 patut diapresiasi.

Walau sempat membuat kecewa para pemangku kepentingan penanggulangan Covid-19 terutama para tenaga kesehatan di DKI Jakarta dan membuat heran para epidemiolog, tetapi respons cepat permintaan maaf ini diharapkan semakin meninggikan semangat semua warga untuk berkolaborasi menanggulangi Covid-19. Dalam permintaan maafnya, Menkes secara langsung mengakui bahwa Jakarta salah satu provinsi dengan penanganan Covid-19 terbaik di Indonesia.

Terkait nilai 'E' penanganan pandemi, Anggota DPD RI Fahira Idris atau Senator DKI Jakarta Fahira Idris mengaku salah satu yang kecewa, heran dan bingung dengan informasi perihal penilaian penanganan pandemi virus Corona yang awalnya disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono saat rapat dengan Komisi IX DPR RI (27/5).

Baca Juga: Anies Kesandung Kasus Dugaan Korupsi, KPK Kapan Mau Periksa?

Sebagai orang yang mengawasi dan turun langsung di lapangan, Fahira menilai penanggulangan Covid-19 di DKI Jakarta berada di jalur yang benar, termasuk penanggulangan berbagai dampaknya terutama dalam bidang ekonomi.

Berbagai pihak, lanjut Fahira, pasti mengetahui saat sebelum virus Corona merebak dan menjadi pandemi, Jakarta sudah mempersiapkan diri dan menjadi provinsi yang paling responsif sehingga menjadi rujukan daerah lain bahkan nasional. Pembentukan satgas penanggulangan Covid-19 di daerah, inisiatif memakai masker, dan pembatasan mobilitas yang kemudian menjadi kebijakan nasional lebih dulu menjadi inisiatif Jakarta.

“Dalam perkembangannya, Jakarta juga yang menjadi terdepan dalam praktik testing, tracing dan treatment. Untuk testing Jakarta bahkan berkali-kali lipat melampaui standar WHO dan hingga kini menjadi yang tertinggi di Indonesia. Jangkauan tracing juga lebih luas serta mempunyai fasilitas kesehatan yang baik di Indonesia ditambah kesiapan nakes. Saat ini dari sisi vaksinasi, Jakarta juga menjadi provinsi terdepan dan terbanyak jumlah warga yang sudah divaksinasi. Tentunya masih ada hal yang harus ditingkatkan, tetapi sejauh ini penanggulangan Covid-19 di Jakarta berada di jalur yang tepat dan benar. Makanya saat ada informasi nilai E tersebut saya termasuk yang kecewa dan tidak percaya,” jelas Fahira di sela-sela acara Bakti Sosial Fahira Idris dan donor darah di Komplek Kantor Walikota Jakarta Barat (29/5).

Terkait indikator risiko, menurut Fahira, sebagai ibu kota negara dan pusat berbagai kegiatan terutama ekonomi, pemerintahan, politik dan sosial, mobilitas di Jakarta lebih tinggi dibanding daerah lain. Mobilitas orang yang tinggi ini tentu menjadikan potensi terjadi penambahan kasus di Jakarta lebih berisiko dibanding daerah lain.

Selain itu, sebagai daerah yang menjadi basis mayoritas pergerakan arus mudik dan arus balik, juga menjadikan Jakarta daerah yang berpotensi terjadinya kenaikan kasus pasca libur panjang lebaran.

Baca Juga: Perjanjian Mega-Prabowo Selesai, PDIP Sindir Demokrat: Politik Itu...

“Konsekuensi Jakarta sebagai ibu kota negara dan pusat berbagai kegiatan masyarakat adalah penambahan kasus positif. Tetapi selama ini, berbagai potensi penambahan kasus ini dapat ditanggulangi dengan cukup baik. Ini dapat dilihat dari berbagai indikator mulai dari positive rate, keterisian tempat tidur, tingkat kesembuhan, dan indikator lainnya yang terus semakin baik,” pungkas Fahira Idris.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: