Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Manajemen Risiko?

Apa Itu Manajemen Risiko? Kredit Foto: Freepik

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Namun, sesuatu yang tidak pasti dapat menciptakan peluang dan risiko. Karena itu, risiko terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Risiko Spekulatif

Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapkan perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga memberikan kerugian.

Risiko spekulatif terkadang dikenal dengan istilah risiko bisnis (business risk). Contohnya, seseorang yang menginvestasikan dana di suatu tempat menghadapi dua kemungkinan, yaitu; kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.

2. Risiko Murni

Sementara risiko murni adalah risiko yang tak menimbulkan keuntungan atau bahkan tidak bisa menghindari kerugian, contohnya kebakaran, bencana alam, dan lain sebagainya. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. Karena itu terkadang risiko murni juga dinamakan risiko yang dapat diasuransikan (insurable risk).

Adapun langkah awal dalam melaksanakan manajemen risiko adalah dengan memahami lingkungan internal terlebih dahulu. Komponen lingkungan internal dalam manajemen risiko terkait dengan kedisiplinan karyawan, etika bekerja, kompetensi pegawai, tingkat kesejahteraan dan sebagainya. Ini perlu juga dideteksi untuk mencegah munculnya risiko dari kriteria tersebut.

Setelah itu melakukan identifikasi risiko sehingga dapat disimpulkan sasaran risiko seperti apa yang patut dihindari. Lalu, penyusunan prosedur dan kebijakan yang membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dipilih memadai dan terlaksana dengan baik.

Terakhir adalah monitoring untuk memantau dan memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: