Selain remaja, fans K-Pop juga ada dari kalangan orang dewasa. Nanang menjelaskan, paparan-paparan medsos jika tidak dicermati dan dikendalikan maka secara tidak sadar akan sangat berpengaruh pada diri seseorang.
Orang tersebut ingin adanya eksistensi dan pengakuan. Harusnya saat orang sudah memasuki umur dewasa, mereka bisa mengambil keputusan bijak dan tidak mudah diarahkan karena sudah mempunyai pendirian.
Selain medsos, faktor lain seperti ekonomi juga bisa terjadi di kalangan orang dewasa. “Sekarang banyak orang yang ingin mendapat keuntungan dari jumlah likes, views. Mereka bukan ngefans, tapi ingin dapat views banyak. Itu juga bisa,” ucap dia.
Kecanduan ini kata Nanang akan berbahaya jika tidak bisa dikendalikan oleh diri sendiri. Misal, bisa merugikan orang lain. Lebih lanjut, Nanang menekankan mengidolakan seseorang tidak masalah jika bisa disikapi dengan tepat.
"Yang berbahaya ini adalah teknologi medsos. Karena itu, idola harus disikapi dengan bijak. Contohnya bisa menjadi motivasi atau semangat belajar. Tapi kalau kita tidak mampu memilah mana yang baik dan buruk, justru kita malah dikendalikan yang akhirnya kita tidak mempunyai jati diri,” ucap dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: