Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hexindo Adiperkasa Targetkan Kurangi Utang Jadi US$ 7 Juta

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) menargetkan dapat mengurangi porsi utang perseroan menjadi sebesar US$ 7 juta pada tahun 2014 iniĀ dari utang perseroan yang pada Maret 2014 mencapai sekitar US$ 66 juta.

Direktur Hexindo Adiperkasa Syamsu Anwar mengatakan utang yang akan dilunasi adalah utang kepada Bank of Tokyo Mitsubishi dan Hitachi International Treasury Limited.

"Sampai akhir tahun 2014 kita targetkan dapat turunkan utang menjadi US$ 7 juta dolar AS," katanya di Jakarta, Kamis (4/9/2014).

Syamsu menjelaskan hal ini dilakukan untuk meningkatkan margin laba perseroan dengan menekan tingkat beban keuangan dan sampai dengan bulan Juli 2014 utang tersisa terhadap Bank of Tokyo Mitsubishi dan Hitachi International Treasury Limited tersebut masing-masing sebesar US$ 28,4 juta dan US$ 20 juta.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa pada tahun ini perseroan akan menarik pinjaman sebesar US$ 100 juta dari fasilitas kredit yang sudah tersedia dari beberapa bank seperti Bank of Tokyo Mitsubishi, Sumitomo, Mitsui, dan Citibank. Pinjaman ini akan digunakan untuk modal kerja perseroan yang akan ditarik secara bertahap.

Pada akhir tahun perseroan akan mengembalikan US$ 100 juta berikut dengan US$ 59 juta dari utang sebelumnya. Jadi, hingga akhir tahun 2014 yang berakhir di bulan Maret 2015 total pinjaman perseroan akan menjadi US$ 7 juta.

Di samping menurunkan tingkat pinjaman, perseroan juga akan mengurangi jumlah inventarisnya hingga mencapai US$ 164,12 juta atau turun 24,13% ketimbang nilai inventaris pada tahun fiskal 2013 yang sebesar US$ 246,3 juta.

Syamsu menambahkan hal ini akan dilakukan dengan cara menggenjot volume penjualan alat berat miliknya. Total inventaris yang akan coba diturunkan adalah inventaris yang berhubungan dengan unit alat berat. Hingga akhir tahun 2013 nilai inventaris untuk alat berat mencapai US$ 100 juta, sedangkan US$ 103 juta sisanya berupa suku cadang.

"Kita akan tetap keep inventory suku cadang sekitar US$ 100 juta," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: