Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dahlan Iskan Dibuat Terkagum-kagum, Pemuda Ini Bisa Ciptakan Mesin untuk Pengolahan Rumput Laut!

Dahlan Iskan Dibuat Terkagum-kagum, Pemuda Ini Bisa Ciptakan Mesin untuk Pengolahan Rumput Laut! Kredit Foto: Instagram/Dahlan Iskan

Saat menciptakan mesin itu, Hamzah mengaku memang sudah memiliki pengalaman di rumput laut semasa kuliah di Universitas Merdeka Malang jurusan Teknik Mesin. Pada tahun 2001, sebenarnya Hamzah sudah memulai pabrik rumput laut di Bogor, bersama seorang rekannya. Namun tidak berlanjut karena satu dan lain hal.

Barulah 8 tahun lalu, Hamzah menciptakan mesin untuk mengubah rumput laut menjadi tepung karagenan. Tepung ini bisa digunakan untuk agar-agar seperti Okky Jelly Drink dan Inaco. Fungsi keragenan sendiri yakni untuk penstabil dan pengisi. Bahkan, karagenan juga biasa digunakan untuk odol. Odol yang tidak memakai karagenan akan mengeras jika tutupnya hilang, sementara odol yang memakai karagenan tetap melunak.

Selain itu juga untuk produksi sosis, daging, bakso, dan lain sebagainya. Karagenan juga bisa digunakan untuk campuran susu kedelai, dan rasanya justru lebih enak dan lebih kental.

Hamzah mengungkap bahwa setiap bulannya, ia bisa memproduksi 13-15 ton karagenan dan agar-agar. Perusahaannya, lebih unggul dari empat pabrik karagenan lainnya di Jawa Timur, Indonesia, karena memiliki mesin buatan sendiri. Mereka juga sudah memiliki 14 paten, salah satunya cangkang kapsul yang dipatenkan Universitas Airlangga untuk obat-obatan yang menggunakan karagenan dan sudah dijamin halal. Karena biasanya, kapsul terbuat dari gelatin yang belum tentu halal.

Selain itu, karagenan juga bisa dibuat untuk sedotan saat anak SMK melakukan Praktik Lapangan Kerja di pabrik milik Hamzah.

Hamzah bercerita bahwa rumput laut untuk karagenan dan agar-agar sejatinya berbeda. Jenis rumput laut Gracilaria biasa dibuat untuk agar-agar, sementara untuk karagenan yakni rumput laut jenis Eucheuma spinosum dan Eucheuma Cottonii. Di Indonesia sendiri, yang banyak beredar yakni jenis Cottonii.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: