Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dahlan Iskan Dibuat Terkagum-kagum, Pemuda Ini Bisa Ciptakan Mesin untuk Pengolahan Rumput Laut!

Dahlan Iskan Dibuat Terkagum-kagum, Pemuda Ini Bisa Ciptakan Mesin untuk Pengolahan Rumput Laut! Kredit Foto: Instagram/Dahlan Iskan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengusaha muda asal Indonesia, Hamzah Muhammad Ba'abud adalah pengusaha di bidang rumput laut. Beragam inovasi telah dibuatnya, bahkan sampai dipanggil pemerintah Zanzibar, sebuah pulau di Afrika Timur yang membudidayakan rumput laut.

Dalam video YouTube Dahlan Iskan bertajuk "Belajar Bisnis & Inovasi Olahan Rumput Laut - Porang w/ Hamzah Ba'abud | Energi DI's Way Podcast #32", Hamzah mengungkap, pemerintah Zanzibar yang dulunya mengurus cengkeh kini berbalik mengurus rumput laut.

Saat Hamzah pertama kali ke Zanzibar pada 2018, Hamzah mengungkap bahwa harga rumput laut Zanzibar mencapai Rp6 ribu, padahal di Indonesia harganya mencapai Rp18 ribu. Setelah Hamzah datang ke Zanzibar dan memberikan ilmu-ilmu yang ia miliki, kini harga rumput laut Zanzibar sudah Rp14 ribu.

Baca Juga: Dahlan Iskan Takjub! Tanaman Porang Ternyata Tak Hanya untuk Shirataki!

Lebih lanjut, Hamzah mengungkap perbedaan petani rumput laut di Indonesia dan Zanzibar yaitu di Zanzibar lebih disiplin daripada Indonesia karena mayoritas petani di sana adalah ibu-ibu. Selain itu, petani di Zanzibar juga bisa mengeringkan rumput laut hingga kadar air di bawah 30 persen. Sedangkan di Indonesia, hanya 37-38 persen. Lalu, petani-petani di Zanzibar juga cepat belajar. Tak hanya itu, laut di Zanzibar juga sangat bersih karena negaranya melarang kantong plastik dengan tegas.

Selanjutnya, Hamzah mengungkap pulau mana saja di Indonesia yang menghasilkan banyak rumput laut. Yang pertama yaitu di Pulau Nunukan, satu pulau bisa menghasilkan 2.500 ton rumput laut. Lalu, di pulau Tarakan bisa menghasilkan Rp1.500 ton rumput laut. Di Indonesia hasil rumput laut cukup merata mulai dari Kalimantan, Sulawesi hingga Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Namun, Pulau Nunukan sangat istimewa karena tidak mengenal angin barat atau angin timur.

Dahlan Iskan mengaku bangga akan sosok Hamzah. Karena sejak 8 tahun lalu, Hamzah bisa menciptakan mesin dan pabrik rumput laut agar rumput laut Indonesia tidak ekspor rumput laut kering, tetapi rumput laut yang sudah diolah seperti karagenan dan agar-agar.

Saat menciptakan mesin itu, Hamzah mengaku memang sudah memiliki pengalaman di rumput laut semasa kuliah di Universitas Merdeka Malang jurusan Teknik Mesin. Pada tahun 2001, sebenarnya Hamzah sudah memulai pabrik rumput laut di Bogor, bersama seorang rekannya. Namun tidak berlanjut karena satu dan lain hal.

Barulah 8 tahun lalu, Hamzah menciptakan mesin untuk mengubah rumput laut menjadi tepung karagenan. Tepung ini bisa digunakan untuk agar-agar seperti Okky Jelly Drink dan Inaco. Fungsi keragenan sendiri yakni untuk penstabil dan pengisi. Bahkan, karagenan juga biasa digunakan untuk odol. Odol yang tidak memakai karagenan akan mengeras jika tutupnya hilang, sementara odol yang memakai karagenan tetap melunak.

Selain itu juga untuk produksi sosis, daging, bakso, dan lain sebagainya. Karagenan juga bisa digunakan untuk campuran susu kedelai, dan rasanya justru lebih enak dan lebih kental.

Hamzah mengungkap bahwa setiap bulannya, ia bisa memproduksi 13-15 ton karagenan dan agar-agar. Perusahaannya, lebih unggul dari empat pabrik karagenan lainnya di Jawa Timur, Indonesia, karena memiliki mesin buatan sendiri. Mereka juga sudah memiliki 14 paten, salah satunya cangkang kapsul yang dipatenkan Universitas Airlangga untuk obat-obatan yang menggunakan karagenan dan sudah dijamin halal. Karena biasanya, kapsul terbuat dari gelatin yang belum tentu halal.

Selain itu, karagenan juga bisa dibuat untuk sedotan saat anak SMK melakukan Praktik Lapangan Kerja di pabrik milik Hamzah.

Hamzah bercerita bahwa rumput laut untuk karagenan dan agar-agar sejatinya berbeda. Jenis rumput laut Gracilaria biasa dibuat untuk agar-agar, sementara untuk karagenan yakni rumput laut jenis Eucheuma spinosum dan Eucheuma Cottonii. Di Indonesia sendiri, yang banyak beredar yakni jenis Cottonii.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: