Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati global yang berkontribusi besar terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Hal ini terkonfirmasi dari hasil kajian Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijkan (BPPK) Kementerian Luar Negeri RI yang berjudul "Contribution of Vegetable Oils towards Sustainable Development Goals a Comparative Analysis".
Kajian tersebut membandingkan kontribusi Top-4 minyak nabati dunia, yakni minyak kelapa sawit, kedelai, rapeseed, dan bunga matahari. Sementara itu, terdapat 9 indikator SDGs yang digunakan dalam kajian ini, yakni SDGs-1 (No Poverty), SDGs-2 (Zero Hunger), SDGs-3 (Good Health and Well-being), SDGs-6 (Clean water and Sanitation), SDGs-7 (Affordable and Clean Energy), SDGs-8 (Decent Work and Economic Growth), SDGs-12 (Responsible Consumption and Production), SDGs-13 (Climate Action), dan SDGs-15 (Life on Land).
Baca Juga: Wujudkan Hubungan Industrial Harmonis, Pengusaha dan Pekerja Sawit Jalin Kolaborasi
Melansir laman Palm Oil Indonesia, meskipun menghadapi berbagai keterbatasan, tim peneliti BPPK berhasil mendapatkan beberapa kesimpulan, yaitu semua minyak nabati berkontribusi terhadap pencapaian SDGs dan tiga di antaranya: minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak biji bunga matahari memiliki kontribusi yang relatif besar untuk beberapa indikator SDGs. Berdasarkan hasil kajian tersebut, minyak sawit unggul pada SDGs-1, SDGs-2, SDGs-6, SDGs-7, SDGs-8, SDGs-13, dan SDGs-15.
Sementara itu, minyak kedelai unggul pada SDGs-3 dan minyak biji bunga matahari unggul pada SDGs-12. Untuk minyak rapeseed, tim peneliti menyebutkan bahwa kontribusi minyak rapeseed terhadap pencapaian SDGs lebih kecil dibandingkan ketiga minyak nabati lainnya.
Selanjutnya dari hasil kajian tersebut, BPPK Kemenlu membuat Vegetable Oils Dashboard sebagai media visual interaktif yang dapat dimanfaatkan untuk mengakses informasi terkait minyak nabati dan kontribusinya terhadap SDGs. Dalam dashboard tersebut, publik dapat mengakses data tersebut berdasarkan negara produsen minyak nabati ataupun data berdasarkan jenis minyak nabati.
Selain itu, disampaikan juga langkah Kemenlu RI yang menginisiasi pembentukkan Voluntary Guidelines on Sustainable Vegetable (VG-SVO) sebagai bahan rekomendasi untuk memperbaiki manajemen berkelanjutan minyak nabati yang mengacu pada pilar ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup secara seimbang dalam rangka memenuhi permintaan minyak global yang makin meningkat di masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum