Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Epidemiologi UI: Masyarakat Bebal, Pemerintah Tidak Serius, Terjadilah...

Pakar Epidemiologi UI: Masyarakat Bebal, Pemerintah Tidak Serius, Terjadilah... Kredit Foto: JPNN
Warta Ekonomi -

Ahli Epidemiologi Universitasi Indonesia (UI) dr Pandu Riono MPH PhD menjelaskan asal muasal istilah herd stupidity.

Hal ini muncul karena ketidakseriusan dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini sehingga kasusnya kembali melonjak dan rumah sakit hingga kewalahan.

"Saya lihat kita itu semuanya memang enggak serius dan kayak bebal gitu. Sudah dikasih tahu tidak mau, sudah tahu tetapi tidak mau tahu, nah itu kan stupid (bodoh)," kata Pandu dalam kanal Hersubeno Point di YouTube baru-baru ini.

Parahnya, kata dia, hal ini bukan terjadi hanya pada satu atau dua orang tetapi sebagian besar orang. Oleh karena itu, tujuan awalnya hendak meraih herd immunity atau kekebalan komunal yang terjadi justru sebaliknya.

"Seharusnya yang diharapkan herd immunity tetapi ini enggak akan tercapai, hanya herd stupidity yang terjadi," ujarnya.

Dia menambahkan selama setahun pandemi, pemerintah dan masyarakat paham bahwa setiap ada kegiatan cuti bersama, libur panjang, kegiatan promosi wisata, itu pasti ada peningkatan kasus.

Pandu mencontohkan sampai Desember tahun lalu, itu ada tiga peristiwa besar, kampanye politik, pilkada, dan kemudian liburan natal dan tahun baru. 

"Setelahnya langsung ada peningkatan kasus di bulan Januari dan Februari," ujarnya.

Kemudian ada kegiatan yang seharusnya bisa dicegah yakni mudik tahun ini tetapi tidak bisa. Semua bilang mudik mesti dilarang, tetapi kebijakan itu tidak dilaksanakan maksimal dan hanya di atas kertas.

"Katanya ada penyekatan, mana bisa orang disekat," ujar dia. 

Seharusnya, kata Pandu, dibatasi, yang boleh mudik itu hanya pekerja migran. Apalagi mudik tahun ini lebih banyak dari mudik tahun lalu. Juga sudah diingatkan bahwa tahun ini sangat berbeda karena adanya mutasi virus.

Selain perilaku manusianya yang bebal, kebijakan pemerintah juga tidak serius dan tumpang tindih atau bertentangan dalam penanganan Covid-19. 

"Ini mudik dilarang tetapi wisata diizinkan. Semua pendatang dari luar negeri itu supaya dikarantina ternyata juga tidak," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: