Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kursi Juru Bicara Presiden Kosong, Fahri Hamzah Kok Geer Duluan

Kursi Juru Bicara Presiden Kosong, Fahri Hamzah Kok Geer Duluan Kredit Foto: Instagram/Fahri Hamzah

Dia mengklaim, selama ini komunikasi di Istana berjalan dengan baik. Koordinasi antar pembantu Jokowi lancar, dan induk perintahnya juga ada. “Dengan kepercayaan Bapak Presiden menunjuk Bang Fadjroel menjadi duta besar, tentu komunikasi ruang publik di Istana juga akan berjalan seperti biasa. Insyaallah tidak ada yang terganggu,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua DPP PKB Faisol Riza berharap ada pengganti Fadjroel. Dia ingin sosok yang bakal menggantikan Fadjroel sebagai jubir presiden memiliki pengetahuan yang komplet. Karena selama ini penjelasan jubir presiden kerap bertentangan dengan penjelasan kementerian dan lembaga.

“Tapi tentu Presiden lah yang tahu persis jubir seperti apa yang dibutuhkan. Apa lagi di masa pandemi dan disrupsi ini,” sebut Ketua Komisi VI DPR itu.

Senada dengan PKB, Gerindra menilai perlu adanya pengganti untuk mengisi posisi jubir. “Menurut saya, perlu sekali jubir presiden, apalagi di saat negara dalam situasi menghadapi pandemi saat ini,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini, kemarin.

Habiburokhman menganggap posisi jubir diperlukan agar keterangan dari presiden tersampaikan kepada pers ataupun publik. Dia lantas menyebut pejabat sekelas menteri dan lembaga lain yang memiliki jubir. “Jangankan presiden, pejabat selevel menteri, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung, sekarang punya juru bicara. Hal ini terjadi agar jangan sampai ada proses komunikasi yang terganggu,” terang anggota Komisi III DPR tu.

Sedangkan PDIP mengusulkan agar tugas jubir presiden diserahkan kepada Mensesneg Pratikno atau Seskab Pramono Anung. “Supaya tidak ada tumpang tindih dalam menyampaikan informasi terkait kebijakan yang diambil oleh presiden,” beber Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat.

Peran Mensesneg sekaligus sebagai jubir sudah terjadi di beberapa pemerintahan sebelumnya. Misalnya, pada pemerintahan Presiden Soekarno dan Soeharto. “Bung Karno menunjuk Pak Ruslan Abdulgani dengan sebutan Jubir Usman yang diberikan tugas khusus untuk menyampaikan kebijakan BK tentang Manipol Usdek,” jelas mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu.

Di dunia maya, masih banyak warganet yang masih menggoda Fahri Hamzah untuk menempati posisi tersebut. “Kalau Pak @Fahrihamzah mau, langsung temuin Pak @jokowi jangan lama-lama nanti diambil orang,” kata @tukang_beca. “Nggak ada yang nggak mungkin,” timpal @alfanrmdhan. “Ya jelas ma (lu) u lah!!! Sambil nyelam minum air promosikan partai baru nyong!” sambar @BSaptawa.

Akun @ESyahdinar berjanji bakal mengapresiasi Jokowi setinggi langit jika menunjuk Fahri sebagai jubirnya. “Gua angkat topi kalau benar hahaha,” ucapnya. “Cucok,” sahut @AgamKupie.

Mantan politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaean juga ikut meramaikan gosip di media sosial tentang kabar Fahri akan mengisi posisi jubir Jokowi. “Pelecehan nih ke Bang @Fahrihamzah, masa kelasnya jubir,” cetusnya. “Saya rasa cocok sih. Bung Fahri ini ngeselin asli. Tapi menurutku dia orang bersih. Ya nggak butek-butek amatlah kalaupun maen-maen sikit,” jelas @jansius_m. “Wkwkwkwk. Mulai iri. Dia nggak ngapa-ngapain. Sementara yang satu, nyocot terus sambil jilat,” ledek @teddy_siregar, sindir Ferdinand.

Sedangkan akun @Rx_Nok_165 mendesak Ade Armando melamar jadi jubir presiden. “Teriak yang kenceng woii @adearmando1 ada peluang,” ajarnya. “Buzzerp yang belum kebagian jatah ayo yang rajin jilatnya. Posisi jubir presiden kosong tuh,” ucap @ryamzss.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: