Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Program Hilirisasi: Jembatan Indonesia Raih Gelar Dunia di Sektor Sawit

Program Hilirisasi: Jembatan Indonesia Raih Gelar Dunia di Sektor Sawit Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Program hilirisasi menjadi salah satu bagian penting dalam pembangunan jangka panjang industri minyak sawit nasional, mengingat kelapa sawit merupakan salah satu komoditas strategis.

Selain memberikan manfaat ekonomi, program hilirisasi juga akan mengantarkan Indonesia menjadi "Raja" hilir sawit pada tahun 2045 mendatang. Sejak tahun 2011 lalu, berbagai kebijakan telah digulirkan pemerintah terkait pengembangan program hilirisasi kelapa sawit.

Baca Juga: Tak Cuma-cuma, Berikut 4 Arti Penting Kebijakan PE Sawit Baru 

Deputi II Bidang Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengatakan, pemerintah tengah berupaya mengubah posisi Indonesia dari raja crude palm oil (CPO) menjadi Raja Hilir Sawit pada 2045 mendatang. 

“Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah telah menggelar berbagai kebijakan dalam mendorong percepatan hilirisasi industri sawit nasional. Diantaranya insentif pajak, pengembangan kawasan industri integrasi industri hilir sawit dengan fasilitas/jasa pelabuhan, kebijakan bea keluar dan pungutan ekspor, serta kebijakan mandatori biodiesel untuk substitusi solar impor,” kata Musdhalifah dalam keterangan tertulis, pada Senin (28/6/2021).

Lebih lanjut dikatakan Musdhalifah, sejauh ini, ekspor produk hilir sawit Indonesia sudah jauh lebih besar dari produk hulu. Jika pada tahun 2006, ekspor hulu berkisar 60 – 70 persen maka ynag terjadi saat ini justru kebalikannya. Ekspor produk hilir kelapa sawit telah mencapai 60 – 70 persen dan produk hulu hanya sekitar 30 – 40 persen.

Program hilirisasi minyak kelapa sawit yang sedang berlangsung di Indonesia dapat dikelompokkan atas tiga jalur yakni hilirisasi oleopangan complex, oleokimia complex, dan biofuel complex. Pertama, jalur hilirisasi oleopangan (oleofood complex) yakni industri-industri yang mengolah produk industri refinery untuk menghasilkan produk antara oleo pangan (intermediate oleofood) hingga produk jadi oleopangan (oleofood product). Berbagai produk hilir oleopangan yang telah dihasilkan di Indonesia antara lain minyak goreng sawit, margarin, hingga vitamin A.

Kedua, jalur hilirisasi oleokimia (oleochemical complex) yakni industri-industri yang mengolah mengolah produk industri refinery untuk menghasilkan produk-produk antara oleokimia/oleokimia dasar sampai pada produk jadi seperti produk biosurfaktan. Misalnya, ragam produk deterjen, sabun, sampo; biolubrikan (misalnya biopelumas); dan biomaterial (misalnya bioplastik).

Ketiga, jalur hilirisasi biofuel (biofuel complex) yakni industri-industri yang mengolah produk industri refinery untuk menghasilkan produk-produk antara biofuel sampai pada produk jadi biofuel seperti biodiesel, biogas, biopremium, dan bioavtur. Dengan hilirisasi, jenis ragam produk hilir yang dihasilkan terus bertambah, dari semula berjumlah 70 produk (2011), naik menjadi 126 produk (2017), lalu meningkat menjadi 170 produk (2020), dengan dominasi produk pangan dan bahan kimia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: