Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

100 Tahun Partai Komunis China: Perjalanan Menjadi Super Power Dunia

100 Tahun Partai Komunis China: Perjalanan Menjadi Super Power Dunia Kredit Foto: Getty Images

Keputusan-keputusan sulit

Aturan negara satu partai mengizinkan perubahan kebijakan yang signifikan, juga penetapan kebijakan sulit tanpa pengaruh dari warga China.

Ini juga berarti target jangka panjang dapat ditetapkan dan keputusan politik dapat dibuat tanpa kekhawatiran partai oposisi akan memperoleh banyak dukungan atau mengoreksi kebijakan setiap beberapa tahun.

Misalnya, gagasan mengendalikan populasi telah didiskusikan Komite Tetap Politbiro selama hampir satu dasawarsa sejak tahun 1970-an di bawah pemerintahan Mao Zedong, sebelum secara resmi diberlakukan sebagai kebijakan satu anak pada tahun 1980 oleh pemimpin tertinggi Deng Xiaoping.

Kebijakan tersebut dibuat untuk mengurangi kemiskinan yang merajalela dan diterapkan di saat yang bersamaan ketika Deng membuka China komunis untuk investasi asing.

"Dalam buku teks [sekolah] kebijakan satu anak digambarkan sebagai kebijakan luar biasa yang merencanakan populasi negara dengan tepat," kata Yin.

"Saya tumbuh dengan stigma, orang-orang berpikir anak seperti saya adalah beban bagi bangsa dan warga."

Menyusul Revolusi Kebudayaan bergejolak di tahun 1960-an dan 70-an, reformasi ekonomi yang dilakukan oleh Deng membuat negara tersebut terangkat statusnya, dari salah satu negara termiskin di dunia menjadi negara dengan perekonomian termakmur dalam satu generasi.

Ketujuh pria yang memimpin Komite Tetap Politbiro saat ini merupakan rekan partai muda yang saat itu tumbuh di tengah pembersihan sosial politik yang kejam.

China secara resmi mulai melonggarkan kebijakan selama lima tahun terakhir untuk mencegah perlambatan pertumbuhan penduduk, namun banyak "anak gelap" seperti Yin, yang orangtuanya bekerja untuk Partai Komunis China, tetap harus bersembunyi, agar tidak kehilangan mata pencaharian karena melanggar hukum.

"Orangtua saya mengatakan kepada saya bahwa saya adalah anak kedua, dan ini dilarang, lalu jika terungkap, mereka akan kehilangan segalanya," kata Yin.

Anggota Senior Partai Komunis China menolak untuk berbicara mengenai kontroversi yang muncul akibat kebijakannya ketika dihubungi ABC, atau bagaimana keputusannya dibenarkan. Tetapi partai tersebut memiliki banyak pembelot sejak beberapa tahun terakhir. Mereka mencoba mencari kehidupan baru dari cengkeraman partai yang tidak pernah hilang.

Zhang Tan adalah direktur di Biro Administrasi Agama di Departemen Pekerja Utama di provinsi barat daya Guizhou pada 1980-an dan 1990-an, yang melapor langsung ke Komite Pusat.

Selama bertahun-tahun, Zhang memantau kelompok agama dan menegakkan kebijakan satu anak. Ia mengatakan tidak pernah sekalipun melanggar perintah.

"Partai Komunis China [PKC] memimpin segalanya, dan semua anggota partai tunduk pada Komite Pusat," ujar Zhang.

"Pemimpin [PKC] tidak ada hubungannya dengan yang di bawah mereka, sama seperti seluruh mekanisme Partai Komunis, hanya melihat wajah di atas, bukan perasaan rakyat di bawah."

Tentang membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupan ratusan juta orang China, Zhang menjelaskan "PKC tidak menggunakan perspektif rakyat biasa, namun perspektif sosiologis komparatif" yang memprioritaskan kemajuan masyarakat secara keseluruhan ketimbang perjuangan individu.

"Ada yang disebut demokrasi 'intra-partai' dan 'ekstra-partai'. Tapi jika Anda tidak bisa mendiskusikan kebijakan Komite Sentral, 'demokrasi' macam apa yang Anda miliki?"

Untuk memahami yang dimaksudkan Zhang, Anda perlu mengingat beberapa hal ini.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: