100 Tahun Partai Komunis China: Perjalanan Menjadi Super Power Dunia
Terlepas dari kekayaan sosio-kapitalisnya, Partai Komunis China masih dipandu oleh prinsip-prinsip komunis seperti sentralisme demokratis dan kepemimpinan kolektif.
Ideologi ini bertahan dalam kepemimpinan melalui konsensus dan persatuan.
Namun, mengingat pemberian peringkat dalam tubuh partai adalah vertikal, pejabat senior jauh lebih setara daripada yang di bawah mereka.
Perintah "kolektif" ini juga dipertahankan melalui proses di luar hukum yang dikenal sebagai 'Shuanggui', yang diawasi oleh Komisi Disiplin Partai, untuk menghukum anggota partai yang tidak setia dan melewati batas.
Masalahnya adalah, menurut Zhang, definisi "batas" sangatlah tidak pasti dan bergantung pada kebijaksanaan anggota senior partai.
Menurut peneliti soal China, Ryan Manuel, yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk memetakan rantai komando di dalam Partai Komunis China: "Partai lebih membimbing daripada menginstruksikan: lebih mengemat waktu memberikan perintah langsung ketika ada suatu hal yang sangat penting."
"Biasanya, tujuannya adalah untuk membuat semua orang membaca pikiran pemimpin, sehingga muncul banyak [pengulangan] pemikiran partai."
Zhang mengatakan meski isu-isu seperti hak asasi manusia diangkat, seringkali tidak dengan cara yang diharapkan oleh demokrasi liberal. Diskusi diadakan dengan rasionalitas ekstrem, dengan penekanan pada kemajuan aspek sosial ekonomi masyarakat, bukan penderitaan individu, juga dinilai kontraproduktif ketika memimpin suatu bangsa.
"Tidak ada anggota Partai Komunis, termasuk Mao Zedong, yang tulus percaya pada komunisme, dan tidak ada anggota Partai Komunis yang akan mengatakan itu secara terbuka," kata Zhang, yang mengakhiri karir politiknya dengan Partai Komunis China karena perbedaan keyakinan agama.
"Legitimasi ideologi sebenarnya adalah hal yang sangat kontradiktif bagi Partai Komunis China, memainkan kartu Marxis-Leninis, tetapi sebenarnya mengikuti sistem kekaisaran China."
Orang-orang seperti Yin mempertahankan beberapa kebijakan yang dinilai banyak orang "kejam" dan tidak akan dibiarkan ada jika orang-orang China dapat menyuarakan pendapat mereka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto