Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Buzzer Adalah Hama Demokrasi! Ruang Publik Jadi Kotor!'

'Buzzer Adalah Hama Demokrasi! Ruang Publik Jadi Kotor!' Kredit Foto: Unsplash/Brett Jordan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Eks Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah menyebut buzzer merupakan hama bagi demokrasi yang menyebabkan ruang publik menjadi kotor.

Melalui akun Twitter miliknya @febridiansyah, menyebut buzzer bergerombol melakukan pembiasan informasi, framing yang membangun realitas palsu hingga menyebar hoaks dan fitnah terhadap pihak-pihak yang mengganggu kepentingan majikannya.

"Ruang publik, ruang demokrasi kita saat ini menjadi rusak dan kotor akibat praktek buzzer sebagai hama demokrasi ini," tulis Febri dalam akun Twitter miliknya, Jumat, 2 Juli 2021.

Baca Juga: Gak Mau Disebut Buzzer Jokowi, Ade Armando Dapat Julukan Ini

Lebih lanjut, kata Febri, ada banyak kelompok buzzer yang beredar, mulai dari buzzer dengan motif ekonomi, hingga ada pula buzzer motif ideologis, politik bahkan perasaan.

"Yang jadi persoalan adalah ketika kegiatan buzzer dilakukan secara terstruktur menyerang kredibilitas orang tertentu, apalagi pihak yang kritis terhadap penguasa," tulisnya.

Febri menjelaskan, buzzer juga memiliki hak asasi dimana mereka berhak untuk berkomunisasi dan memperoleh informasi, hingga menyampaikan informasi di semua jalur yang tersebuta.

Hanya saja, ketika para buzzer bekerja dengan menyebarkan informasi hoaks maka disebut sebagai informasi sampah.

"Prinsip penghormatan terhadap keterbukaan dan kebenaran informasi itulah yang dirusak para buzzer hingga masyarakat mendapatkan informasi yang keliru atau bahkan terpecah hingga dapat meresahkan publik," tulisnya.

Baca Juga: Permintaan Jokowi Lebih Menampar ke Ade Armando dan Denny Siregar

Febri mengatakan masyarakat umum saat ini bisa melawan keberadaan buzzer pembuat keonaran tersebut.

Perlawanan terhadap para buzzer perlu dilakukan untuk tetap menjaga agar ruang demokrasi tetap baik dan bersih. Perlawanan yang paling ampuh adalah menambah pengetahuan literasi media.

"Bagaimana melawannya? Sederhana: jelaskan informasi yang benar, sesegera mungkin, jangan tunda apalagi diabaikan," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: