- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
KOL Stories x Frisca DC: Waktu yang Tepat Investasi Saham Adalah Sekarang! Mulai Dari Mana?
Saat ini banyak ragam instrumen investasi yang dapat dipilih oleh masyarakat, termasuk salah satunya investasi saham yang menjadi produk andalan di pasar modal. Investasi saham dinilai menjadi instrumen yang paling cuan dibandingkan instrumen investasi lainnya.
Namun, sudah rahasia publik, jika imbal hasil investasi yang besar maka diikuti dengan risiko besar. Sebaliknya, investasi dengan risiko minim akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.
Sebagian orang yang tertarik pada instrumen saham umumnya ingin mengetahui bagaimana saham itu bekerja dan bagaimana instrumen itu bisa memberikan imbal hasil yang cukup besar. Nah pertanyaannya, bagaimana, mengapa, dan kapan harus memulai investasi saham untuk mencapai tujuan keuangan?
Baca Juga: KOL Stories x Bapak2id: Tips Keuangan dan Investasi Buat Bapak-Bapak
Para pakar mengatakan bahwa waktu yang tepat untuk memulai investasi saham adalah sekarang, sedini mungkin. Bahkan, remaja dengan usia 18 tahun yang memiliki KTP pun sudah bisa terjun ke dunia investasi saham.
Pasalnya, investasi saham menawarkan dua keuntungan, yakni capital gain dan dividen. Sederhananya, capital gain merupakan keuntungan berupa kenaikan harga saham, sedangkan dividen merupakan margin hasil atau sebagian laba bersih perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
Lalu, jika dikatakan waktu yang tepat untuk mulai investasi saham adalah sekarang, bagaimana cara berinvestasi saham yang tepat?
Menjawab hal tersebut, Warta Ekonomi pun berinisiatif untuk memberikan edukasi kepada masyarakat melalui program KOL Stories dengan tema Waktu yang Tepat Investasi Saham Adalah Sekarang! Terus Mesti Mulai dari Mana?. Pada kesempatan ini, jurnalis Warta Ekonomi Annisa Nurfitriyani akan berbincang dengan Frisca DC yang merupakan Co-Founder dari Ngerti Saham.
Bolehkah dijelaskan terlebih dahulu, sebenarnya bagaimana konsep berinvestasi di saham? Seperti apa cara kerjanya?
Secara sederhana, konsep berinvestasi saham itu pada dasarnya seperti kita patungan usaha. Jadi, kita membeli kepemilikan bisnis dari suatu perushaan. Ibaratnya, kita patungan bisnis, tetapi skalanya lebih besar, bukan seperti membuka franchise.
Apa yang membedakan berinvestasi di saham dengan instrumen investasi lainnya? Apa saja kekurangan dan kelebihannya?
Perbedaan dari sisi yang paling menonjol adalah likuiditas saham ini lebih liquid daripada instrumen investasi lainnya. Zaman dulu, orang hanya tahu instrumen investasi seperti tanah, properti, ruko, yang sifatnya kurang liquid jika dibandingkan dengan saham. Jadi, saham ini menurutku merupakan instrumen yang memudahkan orang menjualbelikan.
Selain itu, jika berbicara benefit, sama seperti orang berdagang karena akan dapat capital gain dan capital loss. Namun, dengan membeli saham, kita mendapat dividen dari perusahaan tersebut hanya dengan kepemilikan satu lot pun. Kita juga bisa ikut rapat umum pemegang saham.
Kekurangannya tentu ada. Pertama, kita bisa jual rugi ketika salah beli saham atau ingin melakukan cut loss. Namun, di luar itu risiko yang paling parah adalah di saat perusahaan yang sudah kita beli kemudian bangkrut atau pailit. Kemudian, saham perusahaan tersebut bisa terkena suspend dari bursa.
Apa saja produk investasi yang berkaitan dengan saham? Sebaiknya, apa saja instrumen yang bisa dipilih investor pemula saat mulai berinvestasi?
Pasar modal sebenarnya ada yang bisa dijangkau oleh semua masyarakat, misalnya dari sisi harga masih cukup terjangkau, baik itu saham, reksa dana, atau obligasi. Ada satu produk lagi namanya Exchange Traded Fund (ETF) yang masuk ke dalam kategori instrumen pasar modal dan bisa dijadikan instrumen investasi bagi teman-teman pemula yang mungkin masih belum berani terjun langsung ke dunia saham.
Seperti apa rule yang perlu diketahui ketika berinvestasi di saham? Lalu apa yang harus dilakukan investor pemula?
Jadi, perbanyak belajar di awal, lakukan investasi leher ke atas. Minimal ketahui basic pasar modal. Misalnya, Ngerti Saham sering mengadakan kuis. Jika peserta sudah bisa melaluinya, dipastikan kalau mereka sudah bisa terjun ke dunia saham. Jadi intinya belajar dulu, baru kemudian praktik dengan membuka akun reksa dana atau saham.
Intinya, jika seseorang terjun ke dunia saham tanpa belajar basic-nya, risiko yang dihadapi akan makin besar, entah risiko kehilangan uang atau risiko dari segi mental atau pskilogis. Belajar menjadi rule nomor satu.
Apa saja yang perlu dilakukan seseorang sebelum berinvestasi di saham?
Kita harus mengetahui dasar-dasar pasar modal. Basic pasar modal itu sebenarnya simpel, kita harus tahu mekanisme, tata cara, dan istilah-istilah yang akan sering didengar, misalnya istilah suspend, IPO, dan lainnya. Jadi, ilmu-ilmu dasar seperti itu yang secara perlahan harus kita pupuk dengan belajar analisa fundamental atau technical.
Bagaimana cara belajarnya? Ada dua tipe. Pertama, ada tipe yang suka membaca buku terkait basic pasar modal. Namun, ada juga orang yang suka mendengarkan, jadi bisa ikut seminar.
Kalau mungkin sekarang eranya webinar. Jadi tidak masalah mendapat ilmu dari mana saja, selama teman-teman nyaman. Karena yang terpenting itu adalah ilmu yang kita pelajari agar bisa menghadapi pasar modal.
Baca Juga: Punya Saham Perusahaan Ini? Siap-Siap Dapat Rezeki Nomplok Triliunan Rupiah Deh!
Adakah tips yang bisa dibagikan ketika berinvestasi saham?
Sebenarnya, ketika orang sudah tahu fondasi atau basic-nya, itu sudah jadi bekal yang cukup untuk meminimalisasi orang yang baru mulai main saham agar tidak "kecopetan" market maker. Karena jangan sampai justru kita yang termakan atau tertarik pancingan.
Kita niatnya ingin investasi, bukan spekulasi, jadi harus bisa berpikir secara logic untuk membeli saham yang berpotensi upside berdasarkan kinerjanya.
Terakhir, apa pesan yang ingin disampaikan kepada teman-teman semua?
Pesan-pesanku untuk investor yang baru akan terjun atau sudah terjun, tetapi masih baru, saranku hanya satu: tetap belajar. Jika dirasa sudah mengerti basic-nya, kamu harus tetap belajar karena ada banyak hal yang perlu dipelajari. Tentu saja sambil mengumpulkan modal.
Rata-rata investor yang mudah panik ada dua macam. Pertama, dia investasi menggunakan "uang panas" atau lebih parahnya dia investasi, tetapi tidak tahu apa yang dibeli. Agar tidak seperti itu, teman-teman harus menggunakan "uang dingin" atau dana yang tidak terpakai.
Jangan sampai seperti itu. Rajin-rajinlah mengevaluasi diri, apakah kita sedang berinvestasi atau sekadar berspekulasi saja.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: