Xi Jinping Menggalang Kekuatan-kekuatan Dunia Melawan Amerika, Begini Strateginya!
Presiden China Xi Jinping menyerukan solidaritas melawan Amerika Serikat (AS) dalam pertemuan puncak dengan 500 perwakilan dari 160 negara pada 1 Juli. Xi menjelaskan bahwa dia menolak untuk diceramahi oleh Barat.
“Rakyat Tiongkok tidak akan pernah membiarkan pasukan asing menggertak, menindas, atau memperbudak kami,” katanya, dikutip laman The Trumpet, Rabu (14/7/2021).
Baca Juga: Anak Buah Xi Jinping Koar-koar Minta Taliban Putus Hubungan dengan Kekuatan Teroris Sebelum...
“Siapa pun yang merawat delusi melakukan itu akan mematahkan kepala mereka dan menumpahkan darah di Tembok Besar baja yang dibangun dari daging dan darah 1,4 miliar orang Tiongkok,” jelas dia.
Di bawah Joe Biden, AS telah mendesak negara-negara Eropa dan Jepang untuk mengambil sikap lebih keras terhadap China. Sebelum Biden, Donald Trump beroperasi dengan kebijakan America First yang keras yang menyebabkan perang dagang dengan China. Kekuatan dunia ini jelas bertentangan. Alkitab mengungkapkan bagaimana itu akan berakhir.
“Pidato itu sarat dengan simbol yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa China dan partai yang berkuasa tidak akan mentolerir halangan asing di jalan negara itu untuk menjadi negara adidaya,” lapor New York Times pada 1 Juli.
Salah satu contoh baru-baru ini menunjukkan tekanan seperti apa yang telah diberikan AS untuk menghambat kebangkitan China.
Pada tahun 2018, pemerintah Belanda memberikan asml, salah satu pemimpin global dalam pembuatan chip komputer, lisensi untuk menjual mesin paling canggihnya kepada pelanggan China. AS menggunakan pengaruhnya dalam sistem keuangan global untuk memblokirnya.
“Tekanan tampaknya berhasil. Tak lama setelah kunjungan Gedung Putih, pemerintah Belanda memutuskan untuk tidak memperbarui lisensi ekspor ASML, dan mesin senilai $150 juta itu belum dikirim," tulis Reuters.
Mesin ASML memproduksi chip semikonduktor terkecil dan paling modern dengan cara yang paling efektif. China sudah memiliki persediaan bahan baku yang sangat besar yang dibutuhkan untuk memproduksi keripik tersebut dan mengekspornya ke seluruh dunia.
Tetapi jika China memiliki teknologi yang dibutuhkan untuk produksi chip ini, itu akan memiliki keuntungan pasar yang sangat besar. Itu bisa menggunakan keuntungan ini untuk membatasi ekspor tanah jarang dan dengan demikian lebih meningkatkan keunggulan pasarnya. Itu juga dapat membuat ekspornya bergantung “pada kesetiaan pelanggannya dan pada negara-negara Barat yang melihat ke arah lain pada banyak pelanggaran hak asasi manusianya,” kata Bild.de dari Jerman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: