Rumah Sakit Makin Penuh, Satgas Covid-19 Sarankan Maksimalkan Penanganan di Desa
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan angka positif Covid-19 dalam minggu ini sudah mencapai 50 ribu lebih. Kenaikan tersebut tidak diimbangi dengan ketersedian kamar pada fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya.
"Sebenarnya kalau merujuk ahli epidemologi setelah apa yang terjadi Idulfitri, liburan panjang dan kerumunan di tempat wisata, ini tidak mengherankan kasus ini terjadi. Kasus harian tinggi berarti testing-nya tinggi," ujar Alexander K. Ginting, Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Kamis (15/7/2021).
Baca Juga: Tak Hanya Indonesia, Kondisi Global juga Alami Kenaikan Signifikan Angka Positif Covid-19
Alexander mengatakan, meski dalam beberapa minggu terakhir tingkat testing mengalami kenaikan, jangan sampai transmisi penularan terus tidak terkendali di level masyarakat sehingga penanganan Covid-19 perlu ditata kembali. Selain juga mempertimbangkan faktor keterisian kamar di rumah sakit makin penuh.
Kepada warga yang mengalami gejala Covid-19, Alexander menyarankan agar tidak perlu menutup-nutupi kondisi kesehatannya kepada siapapun. Bila perlu, minta keluarga terdekat untuk melaporkan kondisinya kepada RT dan RW terdekat.
"Selanjutnya, RT/RW melaporkan kondisi warganya ke posko desa atau kelurahan terdekat. Termasuk, melaporkan ke puskesmas agar mendapatkan penanganan cepat dalam bentuk pemberian obat," ujarnya.
Alexander mengingatkan agar jangan sampai warga yang melaporkan kondisinya sudah dalam kondisi yang parah. Sebab, hal tersebut akan turut membebani tenaga kesehatan yang jumlahnya terbatas baik di RS ataupun di pusat layanan kesehatan lainnya.
"Karena itu, perlu kerja sama dan yang isolasi mandiri harus perlu pendampingan. Dengan demikian, beban di RS akan berkurang. Oleh karena itu, manfaatkan betul fasilitas telemedicine yang disediakan Kementerian Kesehatan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum