Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alhamdulillah, Kabar Baik! Keterisian Tempat Tidur Perawatan Covid-19 di DKI Jakarta Mulai Datar

Alhamdulillah, Kabar Baik! Keterisian Tempat Tidur Perawatan Covid-19 di DKI Jakarta Mulai Datar Kredit Foto: Antara/Kompas/Heru Sri Kumoro/Pool
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kabar baik datang dari DKI Jakarta di tengah pandemi COVID-19 terkait keterisian tempat tidur yang mulai mendatar. Kabar tersebut disampaikan Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono dalam konferensi pers secara virtual, Sabtu (17/7).

“Ada kabar baik tentang belakangan ini bahwa BOR (Bed Occupancy Rate) rumah sakit sudah mulai flat di Jakarta,” katanya.

Baca Juga: Jamin Ketersediaan, Pemerintah Buru 3 Jenis Obat Terapi COVID-19

Dr. Dante menilai mendatarnya keterisian tempat tidur itu dimungkinkan akibat adanya penambahan tempat tidur yang cukup signifikan. Namun, ia tidak menyebutkan secara detail berapa angka keterisian dan dalam berapa hari BOR itu mendatar.

Namun demikian ia berharap angka pasien positif COVID-19 yang masuk rumah sakit untuk beberapa hari ke depan tidak terlalu masif lagi.

Tambah 2.000 Tempat Tidur

Dr. Dante mengatakan ada penambahan 1.000 tempat tidur di Wisma Haji.

“Ada penambahan kira-kira 1.000 tempat tidur di Wisma Haji, ini adalah 900 tempat tidur isolasi dan 100 tempat tidur disolasi. Ini bekerja sama antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, kemudian juga dengan BUMN,” katanya.

Ia juga mengatakan Kementerian Kesehatan akan menambah 300 tempat tidur di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan sekitar 300 sampai 400 tempat tidur lagi di beberapa rumah sakit di Jakarta. sehingga total hampir terdapat penambahan 2.000 tempat tidur di seluruh Jakarta.

Selain soal tempat tidur, pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan oksigen untuk pasien positif COVID-19. Dr. Dante mengungkapkan kebutuhan oksigen harian sebelumnya mencapai sekitar 400 ton per hari. Dengan adanya peningkatan secara eksponensial pada kasus-kasus COVID-19 belakangan ini maka kebutuhan oksigen menjadi 5 kali lipat.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian melakukan rekonversi dari penggunaan oksigen untuk industry. Sehingga sebesar 90% oksigen digunakan untuk kebutuhan medis, dan tinggal 10% lagi kebutuhan yang digunakan untuk kebutuhan industry.

Kementerian Kesehatan juga akan menambah sekitar 20.000 sampai 30.000 oksigen konsentrator, dengan jumlah kira-kira 600 ton oksigen perhari yang akan dibutuhkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: