Detak Kehidupan dari Balik Tenda Biru, Dukungan Ribuan Makanan Siap Saji di Masa Kedaruratan
Enam mobil dapur umum lapangan terparkir di samping tenda besar membentuk huruf L bercat biru. Terpatri aksara KEMENTERIAN SOSIAL; gagah dan mencolok dengan warna putih di atas warna biru.
Di dalam tenda inilah, jantung kehidupan berdetak. Dari tenda ini diracik aneka menu makanan siap saji dan telur matang. Bantuan makanan ini dinantikan oleh para petugas yang karena dedikasinya, mereka harus fokus pada tugas sehingga perlu dibantu, agar tugas melayani masyarakat di masa kedaruratan tetap berjalan optimal.
Baca Juga: Kabar Baik! Dear Warga Jabar Bansos Tunai Kemensos Sudah Cair Sejak Awal Juli 2021
Sebagai dapur umum, di dalam tenda ini tersedia bermacam peralatan pendukung. Ada wajan dan dandang berukuran jumbo, serta kompor gas. Di sana-sini, menjuntai selang bak belalai menghubungkan tabung gas elpiji dan kompor.
Waktu menunjukan pukul 16.25 WIB, para relawan dari pilar-pilar sosial berbagi tugas. Tim memasak baru saja usai bertugas dan tim pendistribusian mulai mengirimkan ribuan nasi kotak dan telur ke berbagai tempat yang telah ditentukan. Beragam peralatan memasak rehat sejenak. Proses memasak makanan baru saja berlalu.
Dari dapur umum di Jalan Arif Rahman Hakim nomor 131-133 di samping gedung Convention Hall Surabaya ini, bisa memproduksi antara 5.000-6.000-an kotak makanan siap saji, dan sekitar 300-an telur matang, setiap hari. Jelas ini bukan perkara mudah.
Para relawan ini berasal dari Taruna Siaga Bencana (Tagana), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), serta Karang Taruna. Tagana dan pilar-pilar sosial bekerja dalam tiga shift, yaitu pagi, siang, dan sore hari. Setiap shift diawaki sekitar 15 orang.
"Jika sedang lengkap bisa mengirimkan 15 orang di setiap shift, jadi dalam sehari ada 45 orang bergantian. Tapi jumlahnya bisa berubah-ubah jika di antara keluarga karang taruna sedang ada yang sakit atau isoman," kata perwakilan Karang Taruna Kota Surabaya, Handik.
Toh, raut wajah para relawan dapur umum itu tetap sumringah. Mereka selalu sigap dan tak tampak kesan lelah atau loyo. Semangat mereka makin terpompa oleh kehadiran Menteri Sosial Tri Rismaharini kemarin. Tentu juga karena kesadaran bahwa tugas berat tersebut untuk membantu masyarakat terdampak kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali.
Matahari terus menuju tempat peraduan. Sementara, tim distribusi satu demi satu terus mengirimkan makanan sesuai catatan pada whiteboard kepada masyarakat. Makanan ditujukan kepada tenaga kesehatan, petugas penyekatan PPKM di lapangan seperti TNI-Polri, Satpol PP, dinas perhubungan, petugas makam, juga sebagian dari warga kurang mampu yang melakukan isolasi mandiri.
Handik pun bercerita Karang Taruna di Surabaya ada di 31 Kecamatan dan 154 Kelurahan. Karang Taruna yang terlibat di dapur umum Surabaya terdiri dari pengurus karang taruna Kota Surabaya, Karang Taruna Kecamatan se-Surabaya, serta Karang Taruna Kelurahan se-Surabaya. Dari 31 Karang Taruna Kecamatan se-Surabaya yang bisa hadir ada sekitar 12 kecamatan karena ada anggota Karang Taruna di beberapa kecamatan yang sedang menjalankan isoman dan menjaga keluarga yang sakit.
Ditemani secangkir kopi hitam, Handik pun menuturkan berbagai kegiatan Karang Taruna di Surabaya selama pandemi Covid-19 di lingkungan masing-masing. Kegiatannya meliputi penyemprotan disinfektan, pembagian masker, serta sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan (prokes) kepada masyarakat.
"Selama pandemi Covid-19 kami bersama pilar-pilar sosial yang lainnya bergotong royong di lingkungan dan sejak 5 Juli membantu dapur umum. Kendala yang dihadapi misalnya masalah transportasi untuk pengiriman bantuan pada warga yang lokasinya cukup jauh dari Surabaya," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: