Penelitian Singapura Beber Manfaat Lain Vaksin: Harus Terima Fakta, Itu Bantu Keparahan...
Ketika negara-negara dengan program vaksinasi yang sudah maju bersiap hidup berdampingan dengan COVID-19 sebagai penyakit endemik, fokus mereka beralih kepada pencegahan kematian dan kasus serius lewat vaksinasi. Namun mereka masih bergumul dengan masalah bagaimana membedakan kebijakan kesehatan publik, seperti pemakaian masker di antara mereka yang sudah divaksin dan yang belum.
Singapura dan Israel, contohnya. Baru-baru ini negara tersebut memberlakukan lagi sejumlah pembatasan untuk memerangi lonjakan infeksi yang dipicu varian Delta yang sangat menular. Sementara Inggris mencabut hampir semua pembatasannya pekan ini meski jumlah kasus masih tinggi.
"Kita harus menerima (fakta) bahwa semua dari kita akan menghadapi pembatasan, divaksin atau tidak divaksin," kata Peter Collignon, pakar penyakit menular dan ahli mikrobiologi di Rumah Sakit Canberra, Australia.
Data Singapura juga menunjukkan bahwa kasus infeksi dalam 14 hari terakhir di antara orang-orang berusia di atas 61 dan sudah divaksin mencapai 88 persen. Angka ini lebih tinggi dari 70 persen lebih dari kelompok usia yang lebih muda.
Linfa Wang, seorang profesor di Sekolah Kedokteran Duke-NUS, mengatakan orang-orang tua terbukti memiliki respons kekebalan yang lebih lemah setelah divaksinasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: