Realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) terus dipacu. Berdasarkan data Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, total KUR yang telah tersalur sepanjang Januari 2021 hingga 25 Juni sudah mencapai Rp143,14 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ini setara 56,68% dari anggaran yang ditetapkan tahun ini sebesar Rp253 triliun.
Baca Juga: Menkominfo Akui Penanganan Covid-19 Masih Ada Kekurangan: Sebaiknya Tidak Hanya Kritik...
"KUR diberikan kepada 3,87 juta debitur, dengan outstanding per Agustus Rp 283 triliun dan NPL rendah 0,88%," kata Airlangga dalam konferensi pers, Senin (26/7/2021).
Airlangga menuturkan, penyaluran KUR saat ini sudah mendekati periode pra Covid-19. Peningkatan KUR ini terjadi karena mulai pulihnya ekonomi di tahun 2021 dan tingkat suku bunga rendah sebesar 3%.“Pemerintah memberikan subsidi tambahan sebesar 3%,”Ucapnya.
KUR di sektor pertanian misalnya, realisasinya sudah mencapai 42,7 triliun dari target Rp 70 triliun di tahun 2021. Dari tahun 2020-2021, KUR Pertanian ini meningkat 29,8%.
“Dapat kami sampaikan KUR kelompok ini tersedia bagi petani. KUR dapat digunakan untuk pembelian pupuk, peralatan pertanian, itu terkait dengan produksi. Kemudian KUR dapat digunakan untuk pasca panen, termasuk untuk KUR Klaster investasi di rice milling unit," ujar Airlangga.
Secara rinci, KUR sektor pertanian ini tersebar di beberapa klaster. KUR perkebunan kelapa sawit mencapai Rp9,5 triliun, pertanian padi Rp7,8 triliun, tanaman lainnya Rp5,5 triliun, dan tanaman holtikulkura Rp5,2 triliun.
Kemudian KUR klaster budidaya sapi Rp3,9 triliun, budidaya domba dan kambing Rp 3,5 triliun, pertanian palawija Rp2,7 triliun, mix farming Rp2,6 triliun, dan pembibitan Rp1,1 triliun.
"Jadi secara klaster KUR pangan Rp28,6 triliun, holtikultura Rp7,84 triliun, perkebunan Rp20,3 triliun, dan peternakan Rp15,1 triliun dari segi target," jelasnya.
Airlangga mengatakan klasterisasi penyaluran KUR membuat pembiayaan semakin tinggi. Misalnya untuk mengembalikan rice milling unit (RMU), petani bisa membuat klaster yang berisi 10 orang sehingga berpotensi mendapat pembiayaan Rp5 miliar.
"Jadi untuk investasi Rp5 miliar bisa dilakukan dengan skema KUR, di mana suku bunganya rendah sekitar 3 persen. Terdapat kredit investasi dalam KUR yang (tenornya) bisa 5-7 tahun, dan diperuntukkan kepada kelompok petani," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq