Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) memiliki tiga peran penting dalam mendukung akselerasi pemulihan ekonomi di era digital, khususnya dalam mengantisipasi kompleksitas model bisnis serta risiko ekonomi dan keuangan di era digital.
Hal itu disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo, yang juga Ketua Bidang II Kajian dan Perumusan Kebijakan Pengurus Pusat ISEI, dalam pembukaan webinar publik BI–ISEI Jawa dengan tema “Digitalisasi, Inklusi Keuangan, dan Pemulihan Ekonomi” yang diselenggarakan pada hari ini (27/7/2021) secara virtual.
Adapun peran ISEI yang pertama, kata Dody adalah memahami perkembangan isu terkini, serta berbagai inisiatif yang ditempuh otoritas secara global. Baca Juga: Target Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Tidak Realistis, Sektor Ekspor Diprediksi Sebagai Penyelamat
"Kedua, memberikan dukungan terhadap penguatan regulatory reform di era digital yang berfokus pada (i) simplifikasi proses perijinan dan kerjasama antar pelaku industri yang lebih dinamis, (ii) restrukturisasi industri sistem pembayaran untuk memastikan terjaganya kepentingan nasional dan playing field yang seimbang, serta (iii) pengawasan yang terintegrasi," ujar Dody.
Kemudian yang ketiga, lanjutnya, bersama-sama memanfaatkan potensi digital melalui dukungan layanan finansial untuk meningkatkan intermediasi dari jasa keuangan ke sektor potensial, termasuk pemasaran produk-produk UMKM kepada pasar global.
Sementara itu, Rudy Salahudin, Deputi IV Kemenko Perekonomian RI, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa pandemi telah mengubah perilaku konsumen menjadi less contact economy, lebih banyak melakukan aktivitas di rumah, serta belanja secara daring.
Selama periode pandemi transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap tumbuh tinggi dipengaruhi beberapa faktor a.l; (i) Meningkatnya akseptansi dan preferensi masyarakat berbelanja daring, (ii) Perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, dan (iii) Akselerasi perbankan digital.
"Hal ini sekaligus melanjutkan perkembangan positif sesuai perkiraan beberapa lembaga assessor terkemuka terhadap potensi transaksi digital Indonesia yang mampu tumbuh hingga dua digit setiap tahunnya, atau menyentuh US$ 124 Miliar di tahun 2025 mendatang, salah satu yg tertinggi di antara negara-negara yang sekelas (peers)," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman