Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lantik Pengurus Pusat ISEI Periode 2024-2027, Perry Warjiyo: ISEI Siap Dukung Program Asta Cita

Lantik  Pengurus Pusat ISEI Periode 2024-2027, Perry Warjiyo: ISEI Siap Dukung Program Asta Cita Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam sambutannya pada acara  Pelantikan Pengurus Pusat ISEI Periode 2024-2027, di Jakarta, Jumat (17/01), Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Perry Warjiyo mengatakan daya saing Indonesia harus terus ditingkatkan, dan harus menjadi yang terdepan di Asia.

Peringkat daya saing Indonesia berdasarkan laporan World Competitiveness Ranking (WCR, 2024) yang dikeluarkan International Institute for Management Development (IMD) berada diposisi 27, naik dari posisi 34. Perry Warjiyo, meyakini prestasi itu tidak terlepas dari peran peningkatan daya saing, khususnya di sektor industri.

“Untuk meningkatkan daya saing lebih lanjut dan menjadi terdepan di Asia, strategi pembangunan industri perlu terus dipertajam, khususnya dengan mengoptimalkan peran rantai nilai, baik lingkup global maupun domestik,”ujar Perry Warjiyo.

Dalam acara Pelantikan Pengurus Pusat ISEI Periode 2024-2027 tersebut, Ketua Umum ISEI menyerahkan Buku 70 Tahun ISEI Membangun Ekonomi Negeri dan Buku Kelampauan, Kekinian, dan Hari Depan – Sumbangan Pemikiran Sarjana Ekonomi Indonesia 1955 - 2025 kepada tokoh nasional dan Ketua Umum ISEI terdahulu, seperti Emil Salim, Marzuki Usman, Burhanuddin Abdullah, Darmin Nasution, dan Muliaman D. Hadad, serta sejumlah tokoh ISEI seperti Jusuf Kalla dan Boediono.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum ISEI Perry Warjiyo menegaskan pihaknya berkomitmen untuk terus bersinergi dan mendukung program Asta Cita pemerintah, dengan fokus pada lima program strategis. Pertama adalah menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan Indonesia agar dapat bergerak menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.

“Kedua, mengembangkan program hilirisasi SDA dalam meningkatkan nilai tambah perekonomian. Ketiga, membangun ketahanan pangan melalui strategi yang terintegrasi sebagai wujud Asta Cita ke tiga dan keempat, mengakselerasi digitalisasi untuk mendukung terciptanya inklusivitas perekonomian dan keuangan. Kelima, penguatan SDM melalui program sertifikasi profesi melalui Lembaga dan lembaga lainnya yang turut berperan aktif dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah,” kata ketua Umum ISEI.

Dia juga mengingatkan Indonesia menghadapi masalah di sektor pangan. Kata Perry Warjiyo, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB pada kuartal ketiga mengalami penurunan, yakni hanya sekitar 13,71 %. Di sisi lain, angka malnutrisi masih mencapai 17,7 % dari total populasi menurut UNICEF. Situasi tersebut menurutnya menunjukkan urgensi untuk memperkuat ketahanan pangan melalui strategi yang lebih terintegrasi.

“Dalam konteks ini, program Asta Cita yang dicanangkan Pemerintah sangat penting dielaborasi dengan menempatkan sektor pertanian sebagai prioritas, termasuk adopsi teknologi pertanian modern dan perluasan akses pasar bagi petani, penerapan lab-grown food dan mendorong program makan bergizi gratis (MBG) untuk mendorong sisi permintaan menjadi relevan mengarahkan Indonesia akan dapat mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan,” ujarnya.

Terkait mewujudkan SDM unggul yang mampu bersaing di tingkat global, dua mengatakan bahwa berdasarkan laporan Bank Dunia, Human Capital Index (HCI) Indonesia hanya mencapai 0,53. Menurut Perry Warjiyo, dapat diartikan bahwa anak Indonesia rata-rata hanya akan mencapai 53 % dari potensi produktivitasnya saat dewasa. Hal ini diperburuk pasca-pandemi COVID-19 yang menyebabkan hilangnya pembelajaran selama lebih dari dua tahun bagi sebagian besar pelajar.

“Sebagai bagian dari Asta Cita program penguatan pendidikan vokasi, peningkatan kualitas guru, mendorong sekolah unggulan di daerah dan pengembangan riset menjadi prioritas yang harus diakselerasi untuk meningkatkan daya saing bangsa,” ujar Perry.

Kata dia, Indonesia harus mengadopsi strategi yang adaptif dan inovatif, seperti memperkuat kerja sama regional melalui ASEAN dan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi sektor ekonomi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Advertisement

Bagikan Artikel: