Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anak Presiden Jokowi Nggak Ada Takutnya, Omongan Pak Luhut Aja Berani Dibantah, Sudah Clear Ya

Anak Presiden Jokowi Nggak Ada Takutnya, Omongan Pak Luhut Aja Berani Dibantah, Sudah Clear Ya Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha

Keterisian tempat tidur atau BOR memang tinggi tapi pasiennya bukan dari Solo saja. 

"Sudah saya jelaskan data-datanya seperti apa. Dari data kemarin sudah saya pastikan semuanya dapat akses, oksigen, obat dan dipastikan berapa persen yang belum di vaksin dan punya komorbid," papar dia. 

Sehingga data kematian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng tercampur jadi satu. Harusnya itu terpisah, karena pasien Covid-19 yang dirawat di Solo tidak hanya masyarakat Solo saja tapi juga daerah lain.

"Iya, data kematian di Solo dan provinsi itu tercampur. Kita punya data sendiri dan jumlahnya tidak setinggi yang disampaikan Pak Luhut," ungkap dia. 

Gibran mengatakan, ini sudah clear, kemarin sudah datang timnya Pak Luhut dan diberi penjelasan.

Responnya pun cukup bagus dan jelas, karena rumah sakit semua pasien itu harus diterima dan itu tidak masalah. 

"Timnya Pak Luhut sudah datang ke sini, sudah kami jelaskan semua. Mereka pun menerima dan sudah jelas," imbuhnya. 

Baca Juga: Luhut Minta Maaf Tanda Ketidakjelasan, Tak Seperti Anies Baswedan

Sementara itu Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa mengatakan data yang meninggal di rumah sakit di Solo masuk semua. Mereka yang meninggal itu bukan KTP Solo saja tapi juga luar Solo, itu jadi satu tidak dipisah.

"Itu yang bisa mengeluarkan dari provinsi. Jadi kita itu dapat data dari provinsi setelah melaporkan, kok tiba-tiba yang meninggal itu lebih tinggi," imbuh dia. 

Menurutnya, beberapa waktu lalu yang meninggal sempat 20 orang dan itu tertinggi. Pernah 19 orang lalu 5 dan 4 orang.

"Semoga sekarang diantara 4 atau 5. Justru kita menanyakan kenapa di Solo datanya hingga 20, ternyata data di kita jauh dari itu," ucapnya. 

Teguh menambahkan, selama beberapa hari Solo sempat masuk level 3, tapi kembali masuk level 4 karena tingkat kematian kasus Covid-19 di Solo tinggi.

"Ada beberapa selisih angka kematian antara data dari pemkot dengan pusat. Ini baru kita kroscekan," tandas dia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: