Film-film Berlatar Belakang Olimpiade, Melihat Perjuangan Atlet yang Mendebarkan
Berlangsungnya Olimpiade XXXII di Tokyo, Jepang, mengingatkan beberapa film tentang ajang kontes olahraga itu. Moto Olimpiade adalah Citius, Altius, Fortius, yang berarti Lebih Cepat, Lebih Tinggi, Lebih Kuat.
Dalam kontes olahraga ini, mereka memberikan materi yang kaya untuk dokumenter sejarah dan film fiksi yang menarik sekaligus mendebarkan.
Baca Juga: Siap-siap Tungguin di Netflix, Film Biopik Marilyn Monroe Segera Tayang
Berikut beberapa film rekomendasi bertema Olimpiade yang bisa Anda tonton untuk menambah semangat Olimpiade, seperti dilansir di laman South China Morning Post, Jumat (30/7/2021):
1. Fists of Freedom (1999)
Saat pertandingan musim panas 1968 di Mexico City digelar, terjadi kerusuhan sipil yang hebat. Perang Vietnam berkecamuk, seperti halnya gerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat. Meksiko juga terhuyung-huyung dari protes kekerasan menentang korupsi politik.
Pertandingan yang paling diingat pada momentum ini adalah Tommie Smith dan John Carlos yang berhasil memenangkan lomba lari 200 meter. Film dokumenter yang menarik ini lantaran merinci perjuangan para atlet Afrika-Amerika ini menjelang pertandingan, pengalaman mereka di Mexico City, dan akibat dari sikap berani mereka yang berujung kepada pengusiran dari arena olahraga.
2. One Day in September (1999)
Pada 1972, Jerman sangat ingin menghapus memori memalukan dari pertandingan 1936 dengan Olimpiade di Munich yang memamerkan Jerman Barat yang demokratis.
Rencana mereka hancur ketika sebuah kelompok ekstremis Palestina bernama Black September menyelinap ke kompleks Desa Olimpiade yang indah. Mereka menyandera 11 anggota delegasi Israel.
Kebuntuan berikutnya menjadi "sirkus" media global, serta perseteruan politik yang pahit antara kepemimpinan Jerman dan Israel. Film dokumenter mendebarkan yang disutradarai oleh Kevin MacDonald ini memenangkan Academy Awards.
Sementara peristiwa tragis itu sendiri mengilhami operasi rahasia Mossad yang dirinci dalam film mengerikan Steven Spielberg yang dirilis pada 2005 berjudul Munich.
3. Foxcatcher (2014)
Film ini merupakan kisah nyata mengerikan dari pegulat peraih medali emas Olimpiade, Mark dan David Schultz, Hubungan mereka semakin beracun dengan dermawan eksentrik John du Pont, adalah fokus dari drama besutan sineas Bennett Miller ini.
Dipicu oleh rasa iri, kesepian, dan adanya hak istimewa, Du Pont (diperankan oleh Steve Carell) mempekerjakan juara bersaudara (Channing Tatum dan Mark Ruffalo) untuk melatih tim gulat pribadinya demi kejayaan Olimpiade pada masa depan.
Apa yang terungkap pada film ini adalah proses mengejutkan dari apa yang mendorong seseorang untuk menuju kemenangan, kesuksesan, serta kekuatan destruktif yang menyertainya. Miller memperoleh penghargaan sebagai sutradara terbaik di Cannes kala itu.
4. Race (2016)
Olimpiade musim panas 1936 yang difilmkan Riefenstahl juga menjadi subjek drama Stephen Hopkins. Film ini mencatat pencapaian sprinter Afrika-Amerika, Jesse Owens.
Aktor Stephan James berperan sebagai atlet berusia 22 tahun yang menghadapi prasangka rasial di rumah, bahkan sebelum dia menang di tim Olimpiade AS.
Film ini mengikuti pertimbangan politik menjelang pertandingan, bagaimana Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan untuk memboikot mereka sebagai protes atas diskriminasi Nazi Jerman terhadap atlet kulit hitam dan Yahudi.
Serta, bagaimana National Association for the Advancement of Colored People menekan Owens untuk tidak bertanding juga menjadi bagian dari cerita ini.
Film ini memiliki drama yang sangat serius. Namun tidak dapat disangkal, Race berpuncak pada kemenangan empat medali emas bersejarah Owens di depan Hitler yang marah.
5. I, Tonya (2017)
Komedi kelam dari Craig Gillespie ini mendramatisasi figur skater Olimpiade, Tonya Harding, yang seolah-olah hidupnya adalah film gangster Martin Scorsese.
Aktris Margot Robbie tampil luar biasa dalam pseudo-dokumenter bergaya yang mempertanyakan setiap elemen kehidupan kelas pekerja, dari ibunya yang kejam (Allison Janney pemenang Oscar), suaminya (Sebastian Stan), hingga tuduhan bahwa dia mendalangi serangan terhadap saingan skating-nya Nancy Kerrigan.
I,Tonya tidak ada hubungannya dengan semangat Olimpiade, namun tetap tidak kalah menghibur.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: