Ketua Fraksi NasDem, Ahmad Ali juga menolak fasilitas tersebut karena berlebihan. Apalagi, saat ini tidak sedikit masyarakat bawah yang kesulitan memperoleh layanan kesehatan.
“Akan lebih tepat jika fasilitas tersebut dialokasikan untuk kalangan rakyat bawah,” imbuh Ali.
Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini menilai usulan ini tidak mencerminkan kondisi masyarakat saat ini. “Pada praktiknya harus benar-benar menimbang urgensi, prioritas, dan empati terhadap kondisi rakyat kebanyakan yang jauh lebih sulit dalam menghadapi wabah Corona ini,” tekan Jazuli.
PAN lebih kencang menolak fasilitas tersebut. Anggota Fraksi PAN, Yandri Susanto meminta usulan ini dibatalkan. “Ini tidak tepat,” terang Yandri.
Baca Juga: Puan Omeli Daerah-daerah yang Mandek Bayar Insentif Nakes: Bertaruh Nyawa, Segera Bayarkan
Anggota Fraksi Golkar, Sarmuji juga menolak fasilitas tersebut. Dia menilai, program Kesetjenan DPR itu tak sensitif. “Lagian kalau untuk isoman seharusnya anggota DPR masih bisa menggunakan dana pribadinya masing-masing,” sambar dia.
Anggota Fraksi PDIP, Hendrawan Supratikno menyuarakan pendapat serupa. Menurut dia, program itu berlebihan. “Hemat saya, jelas itu berlebihan alias mubazir, mohon kembalikan saja anggarannya untuk kepentingan rakyat yang isoman,” harap anggota DPR komisi XI itu.
Anggota Fraksi PPP, Achmad Baidowi menjelaskan, meski program ini sah dan sama seperti fasilitas asuransi kesehatan untuk pejabat negara, tapi PPP akan mengabaikannya. “PPP tidak mengambil fasilitas tersebut. Sifatnya pilihan bukan kewajiban,” cetus Awiek, sapaan akrab Achmad Baidowi.
Anggota Fraksi Demokrat, Herman Khaeron meminta Kesetjenan mengkaji ulang programnya.
“Ketika terpapar Covid-19, yang dibutuhkan adalah kehadiran paramedis bukan tempat isoman, dan saya yakin bagi para anggota DPR lebih nyaman isoman di rumahnya masing-masing,” tutur Kang Hero, sapaan akrab Herman Khaeron.
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi), Lucius Karus mengapresiasi sikap Puan yang ikut menolak program ini. Dia bilang ini kabar baik untuk rakyat dari orang nomor satu di Senayan.
“Puan membalas air tuba (kritikan) dengan air susu (menolak fasilitas isoman),” sahut Lucius saat dihubungi Rakyat Merdeka, semalam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: