Meskipun target 7,5 juta itu sudah tercapai, Anies memastikan pihaknya tidak akan berhenti untuk melakukan vaksinasi massal. Menurutnya, masih banyak warga ber-KTP DKI Jakarta yang belum divaksin. Termasuk memberikan kesempatan warga di luar DKI untuk ikut vaksin di Jakarta.
“Kita tahu, herd immunity di kota yang sangat terbuka seperti ini tidak akan tercapai bila yang divaksin hanya warga ber-KTP DKI saja,” pungkas eks Rektor Universitas Paramadina ini.
Hal senada juga disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria. Pihaknya akan terus meningkatkan testing demi memutus rantai penyebaran Corona. Meski angkanya sudah 22 kali lebih tinggi dari standar minimal yang ditentukan WHO. “Sekarang sudah 183.486 testing dalam sepekan. Ini terus kita tingkatkan,” janjinya.
Kenapa demikian? Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta ini meyakini testing yang tinggi dapat membantu percepatan penanganan corona di DKI. Alhasil, tingkat keterisian pasien di rumah sakit juga sudah berkurang saat ini. “Mudah-mudahan tidak ada masalah lagi,” imbuh Riza.
Epidemiolog Griffith Universiy Australia, Dicky Budiman mengapresiasi penanganan pandemi di Jakarta. Menurutnya, Anies Cs konsisten menggunakan pendekatan berbasis sains dalam menangani pandemi. Contohnya, testing yang di atas rekomendasi WHO, dan jauh di atas performa 3T nasional.
“Saya nggak bisa bayangkan kalau di Jakarta tesnya buruk. Indonesia bisa jadi negara papan bawah banget dalam percaturan global menangani pandemi. Karena 3T-nya standar banget. Dan positivity rate adalah presentasinya,” ulas Dicky saat dihubungi, tadi malam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: