Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Turun Gunung, Wamentan Buktikan Kedekatan dengan Petani: Gak Akan Ada Lagi Kelangkaan Pupuk

Turun Gunung, Wamentan Buktikan Kedekatan dengan Petani: Gak Akan Ada Lagi  Kelangkaan Pupuk Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Selasa (3/8), menegaskan kehadirannya sebagai bentuk kedekatan dan membela para petani.

Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/8/2021), ia mengatakan telah memegang beberapa catatan persoalan Petani di Kubu Raya, terutama kelangkaan pupuk dan benih. Baca Juga: Mentan SYL Minta Jajaran Kementan Terus Bela Kepentingan Rakyat

"Kami ke sini datang memberikan kepastian bahwa Kementerian Pertanian tentu akan membela bapak dan ibu, masalah yang terus menghantui kita bersama. Karena produksi ini menjadi sangat penting pak Kepala Badan (BPTP). Tadi saya dibisik oleh pak Bupati tentang Perusda, dan akan saya akan monitor, mudah-mudahan segera terlaksana. Ini menjadi perhatian kita semua," katanya.

Lanjutnya, ia juga mengaku akan terus mendorong para petani meningkatkan kapasitas dan sumber daya para petani di daerah itu. Baca Juga: Kebijakan Cerdik Pemerintah untuk Jaga Petani Sawit

"Beberapa kunker saya di daerah di luar pulau Kalimantan ini muncul permasalahan, karena bapak dan ibu petani tidak meng-accept secara full dengan berbagai macam alasan. Nah ini kita terus informasikan di penyuluhan kita selalu bekerja keras agar masyarakat paham pola tanah dan lain-lain. Nah itu memberikan kita manfaat kedepan," urainya.

Wamentan mengatakan, terkait persoalan Petani Milenial para petani layak berbangga diri, terutama di tengah pandemi. Sektor pertanian, katanya.

"Tapi Kalau masalah pangan ini karena memang kita agraris juga banyak sekali varian. Soal lahan yang terus berkurang ini juga menjadi PR dan saya terus berdiskusi dengan pak Presiden dan rutin selalu saya sampaikan. Beliau selalu mengkritisi bagaimana ini membuat korporasi dari koperasi pertanian," tambah dia.

Lebih lanjut, ia menyebut kelompok Petani Millenial yang menyasar anak-anak muda memang bukan perkara mudah, misalnya soal arus informasi yang saat ini bisa diakses secara mudah bahkan hingga level internasional yang memberikan peluang pendapatan yang besar bagi anak-anak muda.

"Jadi income nomor satu, kemudian trust. Nah Trust ini terkait ketersediaan benih, irigasi, terus juga macam-macam alsintan, teknologi, walaupun kita sudah banyak sekali teknologi. Saya lihat sendiri bahwa kita juga sudah sangat maju teknologi pertanian. Dan ini saya sampaikan ke pak Presiden," ujarnya.

Harvick menekankan, kepala daerah mulai dari Bupati hingga Gubernur harus turun langsung memberikan kepastian kepada para petani. Informasi yang berasal dari pusat, tidak boleh terputus dan hanya sampai di level pemerintah daerah, namun harus dapat diterjemahkan hingga ke petani.

"Bapak ibu petani mudah-mudahan tidak kapok. Terus menyekolahkan anaknya tidak di sektor pertanian. Akhirnya lahan yang dimiliki untuk pertanian dijual. Ini tidak bisa dicegah. Kecuali kita lindungi dengan RUTR. Tapi ini sulit. Bahwa menjadikan profesi petani ini menarik, perlu kerja sama kita semua. Jangan sampai neraca impor-ekspor lebih tinggi impor," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: