Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demokrat Ditampar PDIP, Dengerin Nih! Bendera Kita Merah Putih, Bukan Biru

Demokrat Ditampar PDIP, Dengerin Nih! Bendera Kita Merah Putih, Bukan Biru Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengecatan Pesawat Kepresidenan yang diubah warnanya dari biru langit putih menjadi merah putih disorot sejumlah  kader Partai Demokrat. Namun Anggota DPR RI Fraksi PDIP Arteria Dahlan meminta publik tak terhasut permainan politik 'post colour syndrome'.

"Jangan sampai publik terbawa permainan politik pihak-pihak yang merasakan 'post colour syndrome', yang merupakan pelesetan dari postpower syndrome. Atau sindrom pascakekuasan yang terjadi karena tak bisa melepaskan diri dari kekuasaan yang sudah hilang," kata Arteria kepada Suara.com, Rabu (4/8/2021). Baca Juga: Buzzer Pakai Hoaks Akidi Tio Serang UAH dkk., Demokrat Lantang: Polisi Turun Tangan!

Menurut Arteria, tak ada yang salah dengan pengecatan pesawat kepresidenan menjadi warna merah putih. Ia mengatakan, justru yang harus dipermasalahkan ketika era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkuasa.

"Yang harusnya dipermasalahkan itu dulu jamannya Pak SBY, kok pesannya warnanya biru, padahal memungkinkan untuk memesan warna merah putih. Tapi kan kami beradab dan berpikiran positif saja," tuturnya. Baca Juga: Menohok! Partai Mas AHY Ditelanjangi, Koruptor dan Pemakai Narkoba Jadi Pengurus, Bye-Bye Demokrat

"Warna bendera negara kita kan merah putih, bukan warna biru. Justru kita bertanya, kok dulu tak sejak awal pesawat itu diwarnai merah putih?," sambungnya.

Arteria kemudian memberikan sejumlah catatannya. Pertama, menurutnya, rencana pengecatan ulang pesawat kepresidenan sudah direncanakan sejak 2019 silam. Dan merupakan satu paket pengerjaan pengecatan dengan Heli Kepresidenan Super Puma yang lebih dulu dikerjakan.

"Kalau terkait anggaran, kita ininkan negara hukum dan ada prosedur administrasi hukum yang telah dilalui dan bahkan disetujui oleh Partai Demokrat. Tentu saja anggaran untuk pengerjaan ini sudah dibahas dengan DPR, dan disetujui tahun 2019. Aneh saja kalau sekarang ada anggota DPR atau parpol di DPR yang mengkritiknya," tuturnya.

Kemudian kedua, pengerjaan pengecatan itu dilakukan oleh kontraktor yang dibayar Pemerintah. Menurutnya, kontraktor ini memperkerjakan warga negara Indonesia.

"Artinya, negara justru menggerakkan perekonomian rakyat lewat pekerjaan pengecatan pesawat itu," ungkapnya.

Lebih lanjut yang terakhir, Arteria mengatakan, jika ada pihak yang mengkritik bahkan memprovokasi bahwa seharusnya anggaran pengecatan ini untuk membeli beras untuk rakyat, justru patut dipertanyakan pengetahuan yang bersangkutan.

"Sebab Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran untuk hal itu," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief. Andi mempertanyakan maksud diubahnya warna pesawat tersebut.

Baca Juga: Petinggi Demokrat Jingkrak-Jingkrak Dengar PDIP Salahkan Jokowi, Akhirnya Siuman...

"Sekarang pesawat kepresidenan berwarna merah. Entah maksudnya apa, bisa warna bendera bisa juga corona," kata Andi dalam cuitannya lewat akun Twitter pribadinya @Andiarief_.

Menurutnya, pesawat kepresidenan yang berwarna biru langit kombinasi putih justru memang sengaja didesain demikian. Ia mengatakan hal itu sebagai kamuflase hindari serangan ketika terbang.

Kemudian Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra turut mengkritik isu pesawat kepresidenan yang diubah warnanya dari biru langit putih menjadi merah putih. Urgensi terkait hal itu pun dipertanyakan.

"Bagi Partai Demokrat, pemerintah sebenarnya menganggap penanganan pandemi covid-19 ini prioritas atau tidak, ya? apakah pemerintah punya road map yang jelas dalam penanganan pandemi ini, atau tidak?," kata Herzaky kepada wartawan, Selasa (3/8/2021).

Herzaky mempertanyakan kepentingan pesawat kepresidenan yang dicat ulang menjadi warna merah putih di tengah situasi pandemi covid. Ia pun menyinggung utang negara kekinian.

"Pemerintah kan anggarannya terbatas. Hutangnya juga luar biasa. Daripada buat cat pesawat, lebih baik uang miliaran itu dipakai buat nambah stok oksigen, stok vaksin gratis, bahkan insentif untuk nakes yang tertunda terus pembayarannya. Jangan sibuk buat proyek-proyek yang tidak ada kaitan dengan penanganan pandemi saat ini," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: