Sunarso menambahkan bahwa untuk menjaga momentum pertumbuhan ini tantangannya adalah bagaimana kita bisa beradaptasi dengan pandemi Covid-19. Hal-hal terkait penyelesaian di bidang kesehatan seperti vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan yang ketat memang diperlukan, kemudian baru kita menumbuhkan bisnis. Untuk menumbuhkan bisnis, BRI akan tetap fokus di UMKM.
“Strateginya kami akan mencari di dua area. Pertama, (nasabah) yang eksisting kami naik kelas-kan. Kedua, kami cari sumber pertumbuhan baru yaitu mencari (nasabah) yang lebih kecil dari mikro. Maka kita akan tumbuh mencari pertumbuhan baru ke bawah, ini yang kita sebut go smaller (pinjaman lebih kecil), go shorter (dengan tenor yang pendek-pendek), dan go faster (melalui proses digitalisasi maka proses kredit menjadi lebih cepat). Dan tentunya pada akhirnya BRI ingin melayani masyarakat sebanyak mungkin, dengan biaya semurah mungkin," tegas Sunarso.
Senada, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Darmawan Junaidi mengatakan pihaknya bersama-sama dengan bank Himbara lainnya tetap berkomitmen untuk mendukung kebijakan Pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional dengan turut membantu dunia usaha dalam menghadapi kesulitan di masa pandemi ini.
"Keberlanjutan pertumbuhan di 2021 akan terus meningkat, artinya optimisme semakin kuat. Kami akan terus sinergikan strategi untuk mendukung pertumbuhan di Semester II 2021 dan tahun depan," terangnya. Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II-2021 Tertinggi Sejak 17 Tahun
Bank Mandiri optimis untuk menerapkan strategi bisnis yang mendukung pertumbuhan ke depan. Hal ini mengindikasikan bahwa perbankan dan dunia usaha sudah bergerak dari siklus bertahan dari dampak Covid-19 ke siklus pertumbuhan yang lebih tinggi. Bergeraknya siklus tersebut memang terlihat pada kinerja bisnis yang baik di Semester I 2021 yang merupakan hasil dari implementasi strategi Bank Mandiri selama ini serta dukungan berbagai stimulus Pemerintah dan anggota KSSK lainnya seperti BI, OJK dan LPS.
Ke depan, diharapkan kondisi ekonomi yang semakin kondusif akan memacu pelaku usaha swasta dengan skala besar mulai merealisasikan investasinya untuk kemudian mendorong penguatan dari sisi demand/permintaan, sehingga pertumbuhan ekonomi dan bisnis akan terus berlanjut di Semester II dan tahun depan.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, UMKM menjadi salah satu “engine of growth” bagi pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Saat ini, terlihat dengan banyaknya UMKM yang berpotensi naik kelas dan bisa berkontribusi bagi pertumbuhan di masa depan.
“BNI akan mendukung pemain domestik. Semoga momentum ini bisa untuk akselerasi dengan mendukung UMKM. Bantuan berupa kucuran kredit sudah pasti akan diberikan. Namun tak hanya itu saja, akan ada bantuan dari sisi mendapatkan pembeli, promosi, hingga bagaimana membuat packaging. Dukungan bagi pemain domestik ini mutlak akan diberikan,” ujar Royke.
Royke juga menyebutkan, saat ini, industri perbankan ditopang oleh empat hal dalam menjalankan bisnisnya. Pertama, digitalisasi perbankan, yang akan memotong cost of transaction, sehingga biaya layanan keuangan akan semakin murah. Kedua, pertumbuhan PDB yang didukung oleh pemulihan harga komoditas. Ketiga, terjadi recovery yang lebih cepat di negara - negara maju sehingga potensi penetrasi menjadi terbuka lebar. Keempat, suku bunga yang rendah. Seluruhnya mendukung ke arah pemulihan perekonomian.
"Kami di bank terus membuat program strategis bagaimana memanfaatkan digital platform agar memudahkan eksport. Dengan menggunakan jaringan kami untuk mempertemukan dengan UMKM dengan calon buyer. Kami juga akan mengoptimalkan BNI Xpora untuk memberdayakan UMKM yang belum bisa ekspor untuk berorientasi ekspor, serta jaringan BNI di luar negeri akan menjadi etalase eksportir, dan tempat untuk membuka pasar dengan buyer," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman