- Home
- /
- News
- /
- Megapolitan
Anies Baswedan Bicara Pandemi dan Kepemimpinan: Kalau Salah Jalan, Bisa Celaka
Kredit Foto: Instagram/Anies Baswedan
Ia menilai, segenap masyarakat harusnya bersatu membantu pemerintah dalam penanganan pandemi.
Di sisi lain, Anies juga menilai pemerintah harus bisa merangkul dan bertindak adil terhadap semua pihak agar polarisasi esktrim ini tidak lagi terjadi. Kebijakan pemerintah juga, kata dia, harus mengutamakan kepentingan publik.
“Saling curiga diobati. Menjangkau semua, mengajak semua,” tuntasnya.
Azyumardi Azra menyampaikan hal serupa. Kata dia, bangsa Indonesia mengalami banyak kemunduran dalam berbagai aspek menjelang 100 tahun kemerdekaan. Padahal, sejumlah lembaga survei internasional telah memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu negara terkuat di dunia, masuk dalam 5 besar negara terkuat ekonominya.
Akan tetapi, menurut dia, pandemi telah menimbulkan kemunduran dalam berbagai hal, termasuk di dalam pengambilan keputusan pemerintah. Misalnya, komunikasi yang macet, istilah-istilah yang terus berubah, PSBB, PPKM dan seterusnya, yang membuat masyarakat juga kebingungan.
Azyumardi mengatakan, salah satu aspek yang harus dibenahi adalah rekonsolidasi dalam berbagai aspek kehidupan politik, sosial, dan budaya. Rekonsolidasi itu, kata dia, dilakukan dengan tujuan menciptakan kembali keseimbangan kelembagaan antara eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Sementara itu, Mahfud MD mengatakan, semua negara di dunia saat ini hampir mengalami penurunan indeks demokrasi. Hal itu antara lain disebabkan oleh adanya pandemi. Namun, Mahfud enggan menjadikan pandemi Corona ini sebagai satu-satunya faktor yang menyebabkan penurunan indeks demokrasi.
Menurut Mahfud, ada faktor lain yang lebih dominan mempengaruhi turunnya indeks demokrasi, yakni turunnya budaya hukum di Indonesia lantaran intoleransi menguat.
Sedangkan Fadjroel mengatakan, apa yang disampaikan dalam diskusi tersebut termasuk apa yang disampaikan Anies, menandakan optimisme masih hidup di Republik ini. Optimisme adalah kewajiban moral.
“Memang demokrasi tidak pernah lurus jalannya. Butuh orang-orang yang optimis yang mengembalikan kembali ke jalurnya. Selalu ada optimistis yang mengembalikan ke jalurnya. Ini merayakan optimise mengembalikan demokrasi kebablasan jalannya,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: