Dasar Bupati Kurang Ajar! Masa Luhut Disebut Menteri Penjahit, Ferdinand Ngamuk Sejadi-jadinya!
Politisi Ferdinand Hutahaean tampak geram dan murka dengan pernyataan Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono yang menyebut nama Menteri Luhut Pandjaitan dengan sebutan Menteri Penjait atau Menteri Penjahit dalam wawancara terkait evaluasi dan penerapan PPKM di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Menurutnya, bupati tersebut tidak mempunyai etika dan rasa hormat kepada menteri yang mendapat tugas dari Presiden. Baca Juga: Luhut Binsar: Jangan Berkecil Hati!
“Bupati Banjarnegara ini TIDAK PUNYA ETIKA sama sekali. Tidak punya rasa hormat kepada seorang Menteri yg mendapat tugas dr Presiden,” cuitnya, dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Senin (23/8/2021).
Lanjutnya, ia berpandangan Bupati Banjarnegara telah menghina salah satu marga Batak dengan sengaja pelesetkan nama Pandjaitan dengan penjahit Baca Juga: Menko Luhut Kasih Kabar Gembira, Katanya...
“Bukan hanya itu, tp Bupati ini MELECEHKAN MARGA PANJAITAN (BATAK) menyebut marga itu dgn kata PENJAIT. Kurang ajar..!," tukasnya.
Bupati Banjarnegara ini TIDAK PUNYA ETIKA sama sekali. Tidak punya rasa hormat kepada seorang Menteri yg mendapat tugas dr Presiden.
— ????????Ferdinand Hutahaean???????? (@FerdinandHaean3) August 22, 2021
Bukan hanya itu, tp Bupati ini MELECEHKAN MARGA PANJAITAN (BATAK) menyebut marga itu dgn kata PENJAIT. Kurang ajar..!
pic.twitter.com/pnfDSPQONd
Sementara itu, Ferdinand tampak membagikan video Bupati Banjarnegara dalam sebuah wawancara.
Dalam video tersebut, Bupati Banjarnegara menyebutkan Luhut dengan dengan nama lengkapnya melainkan menyebutkan dengan Menteri Penjahit atau Penjait saat mengulas soal dampak penerapan PPKM dan bantuan sosial yang diturunkan oleh pemerintah.
Menurutnya, penerapan PPKM terbukti tokcer menekan angka kasus Covid-19 di Banjarnegara dan bantuan sosial efektif membantu masyarakat.
“Alhamdulillah Banjarnegara dulu BOR 99 peren, turunlah PPKM Darurat. Saya baca aturannya sesuai saran Pak Presiden yang langsung ditindaklanjuti Mendagri, dan dilaksanakan rapat sama menteri penjahit, yang orang Batak itu Menteri Penjahit,” kata dia.
“Dilaksanakan PPKM darurat sampai sekarang PPKM Level 3 dan Level 4, ternyata dengan pembagian jaring pengaman sosial itu efektif efisien,” kata dia.
Lanjutnya, ia menggambarkan kondisi Banjarnegara sempat mengalami zona parah Covid-19.
“Waktu PPKM Darurat itu 99 persen (BOR-nya), zoma merah hampir campur hitam. Setelah instruksi Mendagri dan sesuai saran Pak Presiden dan semua dijabarkan Menteri Penjahit Ruhut Penjahit, saya laksanakan instruksinya,” demikian suara Bupati Budhi dala potongan videonya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: