Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waktu Kecil Pernah Jadi Penjudi, Ini Kisah Masa Kecil Konglomerat Lippo Grup, Mochtar Riady

Waktu Kecil Pernah Jadi Penjudi, Ini Kisah Masa Kecil Konglomerat Lippo Grup, Mochtar Riady Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pendiri Lippo Group, Mochtar Riady saat ini memiliki ragam bisnis mulai dari rumah sakit, pariwisata, keuangan bahkan bisnis teknologi. Namun, Mochtar Riady justru lahir dari keluarga miskin di Jawa Timur pada tahun 1929. Tempat tinggalnya berjaraknya 18 km dari Kota Malang.

Mochtar Riady memiliki kehidupan yang legendaris. Pada umur 10 tahun, ia sudah bercita-cita masuk ke dalam industri perbankan. Ia pernah menjadikan kerugian berubah menjadi keuntungan. Bisnisnya pun dimulai dari uang USD2.000 tetapi kini bisnisnya sudah mencapai puluhan miliar dolar.

Masa kecilnya harus dipenuhi duka tatkala sang ibunya meninggal dunia saat Mochtar Riady berusia 9 tahun. Ibunya meninggal saat melahirkan adik bungsunya. Lalu, dua adik perempuan lainnya pun meningaal di usia satu tahun.

Baca Juga: Dalam Sehari, Anak Konglomerat Prajogo Pangestu Habiskan Puluhan Juta Rupiah Buat Borong Saham!

Saat ibunya meninggal, ayahnya baru berusia 40 tahun, tetapi ayahnya tak menikah lagi demi mengurus Mochtar Riady. Setiap hari dibacakan buku dan komik Tiga Negara, diajarkan bahasa Mandarin, dan menuliskan surat untuk keluarga mereka di China, Xinghua, Fujian. Karena itu, Mochtar mengaku kemampuannya berbahasa Mandarin berkat pendidikan ayahnya. Setelahnya, Mochtar rajin membaca buku berbahasa Mandarin.

Mochtar pun belajar bagaimana ayahnya mencintai sang ibu yang tidak menikah lagi setelah sang ibu meninggal dunia. Menurutnya, itu bukanlah perkara yang mudah. Ayahnya juga mengajar sikap mengalah lantaran tak pernah bertengkar dengan orang lain.

Namun, nasib buruk menimpanya saat penjajahan Jepang. Ayahnya ditangkap, disiksa selama 3,5 tahun, dan Mochtar pun menjadi penjudi kecil karena tak ada orang dewasa yang membimbingnya di usia 11 tahun. Alhasil, harta benda ayahnya pun habis tak bersisa.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: