Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mempertimbangkan Hal Ini, Amerika Batal Bawa Pengungsi Afghanistan ke Korsel dan Jepang

Mempertimbangkan Hal Ini, Amerika Batal Bawa Pengungsi Afghanistan ke Korsel dan Jepang Kredit Foto: Getty Images/AFP
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk membatalkan rencana mereka menggunakan pangkalan militer luar negeri terbesarnya di Korea Selatan (Korsel) dan Jepang guna menampung pengungsi Afganistan. Demikian ungkap dua orang sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada kantor berita Reuters.

Salah satu sumber tersebut mengatakan bahwa pejabat AS "tampaknya telah menemukan lokasi penampungan sementara yang lebih baik," kata sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya karena sensitivitas masalah tersebut.

Baca Juga: Di Mana Pengungsi Afghanistan Ditempatkan? Amerika Akui Gunakan Pangkalan Militer...

Negara itu juga memutuskan untuk menghapus Korsel dan Jepang daftar lokasi penampungan sementara bagi pengungsi Afganistan, antara lain karena masalah logistik dan geografis.

Lebih lanjut, sumber tersebut mengatakan bahwa ketika Amerika Serikat pertama kali melontarkan ide itu, pemerintah Korea Selatan telah meresponsnya secara positif. Departemen Luar Negeri AS tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar terkait pembatalan ini.

Sebelumnya, Korea Selatan bekerja sama dengan Amerika Serikat telah mengevakuasi sekitar 400 warga Afganistan yang selama ini bekerja sama dengan pasukan asal Korsel. Warga Afganistan tersebut telah dibawa ke Seoul, kata sumber tersebut.

Sebagian besar warga Afganistan tersebut antara lain bekerja sebagai tenaga medis, insinyur, dan penerjemah. Mereka telah membantu pasukan Korea Selatan yang ditempatkan di Afganistan antara tahun 2001 dan 2014, atau ambil bagian dalam misi rekonstruksi yang berjalan sejak 2010 hingga 2014.

"Meskipun ada penolakan dari dalam negeri untuk menerima pengungsi, orang-orang ini telah membantu kita dan itu harus dilakukan mengingat keprihatinan kemanusiaan dan kepercayaan dari komunitas internasional," kata salah satu sumber.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: