Kisah Jurnalis AS yang Nyaris Putus Asa Menyelamatkan Penerjemah Afghanistan
Kredit Foto: AP Photo/Rahmat Gul
Seorang jurnalis AS yang bekerja untuk The Telegraph dan The Sunday Times secara putus asa curhat di Twitter tentang sulitnya menyelamatkan rekannya untuk keluar dari Afghanistan.
Menyadur New York Post Rabu (25/08) pria bernama Toby Harnden ini memiliki seorang penerjemah warga Afghanistan yang terjebak di Kabul.
Baca Juga: Mempertimbangkan Hal Ini, Amerika Batal Bawa Pengungsi Afghanistan ke Korsel dan Jepang
Pria yang disebut bernama R ini menguhubungi Harnden dan bercerita tentang keinginannya meninggalkan Afghanistan tapi semua usaha sepertinya sia-sia karena situasi yang semakin kacau dari ke hari.
Harnden telah mengajukan permohonan Visa Imigran Khusus (SIV) untuk warga Afghanistan, tapi dia hanya menerima balasan otomatis yang berbunyi tidak memiliki nomor kasus untuk R.
“Jika dia tertinggal, Taliban akan membunuhnya,” tulisnya.
Setiap hari, R, 29, mempertaruhkan nyawanya untuk pergi ke bandara Kabul sambil bawa aplikasi visa, berharap bisa mendekati seorang tentara AS sehingga Harnden dapat menjaminnya melalui telepon.
THREAD. My Afghan translator R has been trapped outside #KabulAirport for a week. I have applied for an SIV for him. I am a US citizen. No reply. Pending cases are not being allowed through the gates. Every day R gambles with his life to try to get in 1/10 pic.twitter.com/1SOQWylLCi
— Toby Harnden (@tobyharnden) August 22, 2021
R telah menyaksikan orang-orang diinjak-injak sampai mati dan kakinya sendiri terluka di antara orang banyak.
"Kakinya dijahit dan dia bilang baik-baik saja," kata Harnden. “Orang-orang ini tangguh. Dia berusia sekitar 9 tahun ketika Taliban digulingkan tahun 2001. "Dia hidup melalui Taliban dan perang saudara sehingga kaki yang terluka tidak ada apa-apanya jika dibandingkan hidupnya."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: