Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kalau PDIP Tetap Mau Berjaya di 2024, Solusinya: Putus Hubungan dengan Jokowi dan Jadi Oposisi

Kalau PDIP Tetap Mau Berjaya di 2024, Solusinya: Putus Hubungan dengan Jokowi dan Jadi Oposisi Presiden Joko Widodo berdoa saat mengikuti Sidang Tahunan MPR Tahun 2021 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2021). | Kredit Foto: Antara/Bagus Indahono/Pool
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hegemoni elite politik di internal PDI Perjuangan sarat akan kepentingan Pilpres 2024. Pada faktanya, para kader mulai menampakkan perbedaan dukungan kepada para bakal calon presiden potensial yang dianggap mumpuni memimpin Indonesia kelak.

Pakar politik dan hukum Universitas Nasional (Unas), Saiful Anam, mengamati sejumlah kecendrungan kader PDIP terhadap dua calon potensial yang kerap kali dimasukkan ke dalam banyak kajian survei kuantitatif maupun kualitatif.

Di mana menurutnya, dari banyak lembaga survei yang merilis hasil kajiannya memperlihatkan konstituen PDIP lebih condong kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, daripada Ketua DPR RI, Puan Maharani.

Dari fenomena tersebut, Saiful Anam menyarankan PDIP untuk memutus hubungan dengan Presiden Joko Widodo dan mengubah peta koalisi, yaitu menjadikan partai berlambang banteng moncong putih sebagai oposisi pemerintahan saat ini, jika ingin berjaya di Pilpres 2024 mendatang.

Saiful Anam menduga, cara tersebut lebih efektif ketimbang PDIP menebar baliho-baliho Puan Maharani di banyak daerah, atau seolah-olah berakting berani mengkritik kebijakan Jokowi untuk mengambil simpati dan dukungan konstituen PDIP yang condong ke Ganjar.

"Tentu itu bagian dari bayang-bayang ketakutan Puan terhadap hegemoni kekuatan Ganjar yang makin tidak terbendung di PDIP, sampai kepada adanya informasi valid tentang adanya dukungan Jokowi kepada Ganjar daripada Puan," ujar Saiful saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (25/8).

"Tidak ada pilihan lain agar kemudian segera memutus hubungan dengan Presiden Jokowi dan mengubah peta koalisi, yakni PDIP bisa saja menjadi partai oposisi dari pemerintahan Jokowi," sambungnya.

Jika hal tersebut terjadi, sambung Saiful, bukan tidak mungkin Puan akan semakin berkibar dan bersinar. Karena publik menganggap bahwa Puan adalah sosok yang berani melawan kekuasaan dan mementingkan kepentingan rakyat daripada kepentingan kekuasaan.

Sikap PDIP dan termasuk Puan yang memutus hubungan politik dengan pemerintahan Jokowi, ditaksir Saiful Anam, secara politik akan semakin menarik karena bisa jadi PDIP akan betul-betul terpecah-pecah.

"Yang tidak menutup kemungkinan akan ada perebutan kekuasaan di internal PDIP. Bahkan yang paling dahsyat adalah pecahnya PDIP, sebagaimana seperti yang pernah terjadi di tubuh Partai Golkar yang kemudian lahirlah Hanura, Nasdem dan Gerindra," pungkas Saiful Anam.

rmol

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: